-->

Pura - Pura di DESA Nyambu

DESA  NYAMBU
Pemerintahan
Desa Nyambu berada dalam lingkup Kecamatan Kediri. Desa dengan jarak tempuh 15 Menit dari kota Kecamatan dan Kabupaten ini atau sekitar 6 Km, memiliki luas wilayah sekitar 379 Km2. Batas-batas Desa Nyambu meliputi :
  • Utara               : Desa Abiantuwung
  • Selatan            : Desa Buwit
  • Timur               : Tukad Yeh Ulaman
  • Barat               : Tukad Yeh Sungi
Desa Nyambu disahkan menjadi Desa pada Tahun ………… berdasarkan SK……….. dari segi pemerintahan, Desa Nyambu terbagi 6 Banjar yaitu : Br.Carikpadang, Banjar Nyambu, Br.Tohjiwa, Br.Mundeh, Br.Kebayan, dan Br.Dukuh. Saat ini (berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010, penduduk Desa Nyambu berjumlah 2937 orang atau sekitar 717 KK.
Saat fasilitas yang ada di desa Nyambu antara lain Gedung / Aula Desa, 2 Sekolah Dasar yaitu SD 1 Nyambu yang terletak di Br. Nyambu, dan SD 2 yang terletak di Br. Dukuh. Untuk tenaga Kesehatan, di Desa Nyambu terdapat beberapa tenaga Medis antara lain :
  1. Ni Wayan Suartini, Bidan, 08.00 – 13.00, Nyambu, 08124661237
  2. Manik Erawati, Bidan, 08.00 – 13.00, Nyambu
  3. Ni Ketut Sumuji, Bidan, 13.00 – 22.00, Kebayan
  4. Ni Nengah Murti, Bidan, 13.00 – 22.00, Nyambu
Kondisi Geografis
Dari segi geografis, Desa Nyambu merupakan daerah pertanian dengan padi sebagai tanaman mayoritas. Selain itu daerah ini juga menghasilkan tanaman kebun lainnya seperti Coklat, Kelapa, Pisang, dll. Adapun luas tanah pertanian di Desa Nyambu adalah 316,45 ha. Selain itu, saat ini di masyarakat juga telah terbentuk kelompok-kelompok tani yang pada akhirnya akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok pertanian padi dan ternak babi yang telah tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).
Kondisi Demografi
Dari segi kependudukan, jenis pekerjaan masyarakat masih didominasi sebagai petani 2565 orang, buruh 63 orang dan pengrajiin 75 orang. Saat ini di Dusun Carikpadang Desa Nyambu terdapat 2 pabrik yang cukup besar yaitu pabrik pengalengan ikan serta pabrik lilin namun sekarang ini pabrik lilin sudah tidak berproduksi lagi. Pabrik ini menyedot cukup banyak tenaga kerja bagi masyarakat di Desa Nyambu.
Religi, Budaya dan Kesenian
Dari fakta religi, sebagian besar masyarakat Desa Nyambu menganut agama Hindu namun dengan kondisi sekarang terdapat beberapa persen penduduk yang beragama Islam. Hal ini disebabkan karena adanya penduduk pendatang yang mendiami sementara wilayah Desa Nyambu yang bekerja pada sektor buruh.
Sebagaimana dimaklumi adanya suatu nama desa dapat diyakini mempunyai suatu latar belakang atau sejarah terhadap berdirinya suatu desa, sehingga nama tersebut dipakai. Namun untuk mengungkap sejarah Desa Nyambu secara pasti belum bisa dipastikan, karena belum adanya lontar yang bisa menjadikan patokan dalam menyusun sejarah Desa Nyambu. Tetapi berdasarkan ceritera yang diproses di masyarakat yang disampaikan oleh para tokoh secara pertemuan dan dapat dipercaya sebagai sejarah desa kelahiran Desa Nyambu dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Desa Nyambu sendiri muncul di Zaman Kerajaan. Adanya dua Kerajaan yaitu Kerajaan Mengwi dibawah kekuasaan Raja yang bernama “ANAK AGUNG RINGKAS” dan Kerajaan Kaba-Kaba yang bernama “ARYA BELOG” antara Kerajaan Mengwi dan Kerajaan Kaba-Kaba terjalin suatu hubungan persahabatan yang sangat erat, hal ini terlihat dari adanya saling kunjung mengunjungi (Anjang Sana) diantara kedua kerajaan tersebut.
Pada suatu hari, Kerajanan Mengwi beserta rakyatnya, berkunjung ke Kerajaan Kaba-Kaba. Di perbatasan Kerajaan Kaba-Kaba, Raja Mengwi beserta rakyatnya disambut oleh Rakyat dari Kerajaan Kaba-Kaba. Sambil beristirahat mereka terlibat dalam pembicaraan yang santai antara rakyat kedua kerajaan tersebut.
Kesempatan ini dipergunakan pula untuk membicarakan mengenai keadaan mereka dimasing – masing kerajaan, baik mengenai kesejahteraan mereka maupun mengenai sikap raja mereka dalam memimpin rakyatnya.
Pada saat ngobrol-ngobrol tersebut salah seorang dari rakyat Kerajaan Kaba-Kaba berkata bahwa : Rajanya Ganteng, dan di lain pihak dikatakan Raja Mengwi memiliki janggut yang sangat panjang seperti Domba. Atas perkataan ini maka rakyat dari Kerajaan Mengwi merasa tidak terima, yang selanjutnya dilaporkan kepada rajanya yaitu Anak Agung Ringkus. Di tempat inilah sekarang bernama DUSUN KEBAYAN, karena dikatakan ditempat ini Raja Mengwi DIKEBAYANI (kena bahaya) yaitu dihina oleh rakyat Kerajaan Kaba-Kaba. Adanya laporan mengenai perkataan rakyat Kaba-Kaba menyebabkan Raja Mengwi murka, yang tidak mau diperlakukan demikian sehingga tindakan selajutnya Raja Mengwi mengirimkan utusan ke Kerajaan Kaba-Kaba yang isinya bahwa Raja Mengwi menginginkan 17 penggelan rakyat Kaba-Kaba, sebagai hinaan yang harus ditebus dan apabila Raja Kaba-Kaba menolak permintaan Raja Mengwi maka mulai saat ini Kerajaan Mengwi menyatakan hubungan persaudaraan putus yang berarti pula mereka saling bermusuhan. Tetapi bagaimana tanggapan Raja Kaba-Kaba atas perminatan Raja Mengwi ini, ternyata Raja Kaba-Kaba sangat marah clan menolak mentah-mentah permintaan tersebut dengan alasan apa yang dikatakan rakyatnya itu cuma bercanda dan disamping itu bukan suatu kenyataan kalau Raja Mengwi pada saat itu mempunyai janggut panjang seperti Domba.
Karena penolakan permintaan tersebut maka singkat cerita terjadilah perang yang dimulai dari daerah utara yang letaknya strategis untuk berperang, dimana daerah tersebut dulunya merupakan daerah kosong yang hanya ditumbuhi padang ilalang. Daerah ini dulunya bernama Dusun Perang yang kemudian berubah nama menjadi DUSUN CARIK PADANG. Dusun Carik Padang merupakan dusun pertama di Desa Nyambu, ditempat inilah tempat pertama yang digempur oleh Kerajaan Mengwi. Setelah Dusun Carik Padang kemudian perang sambung menyambung ke daerah selatan yang dikenal dengan DUSUN NYAMBU yang diambil dari perkataan sambung menyambung tadi, daerah Dusun Nyambu inilah dulu merupakan pos pertemuan pertama Kerajaan Kaba-Kaba. Merasa pertahanannya jebol maka Kerajaan rakyat Kaba-Kaba disekitar Dusun Nyambu dengan gagah berani ikut berperang, ikut  mempertahankan jiwa raganya yang dalam Bahasa Bali disebut NGETOHAN JIWA, untuk mempertahankannya dari serbuan Kerajaan Mengwi.
Lama kelamaan Dusun tersebut dinamakan DUSUN TOHJIWA. Sedangkan adanya Dusun Mundeh, dahulunya merupakan daerah yang paling tua di Desa Nyambu, karena sebelumnya adanya Kerajaan Kaba-Kaba, Mundeh pada waktu itu merupakan perluasan atau pecahan Tanah Lot, sejarahnya dimulai dari Danghyang Dwijendra mengirim 15 Peranda (Pendeta) ke daerah itu yang dulu bernama Grie Boneng Kangin.
Mundeh dahulu dikelilingi oleh alas KEBEN-KEBEN yang kemudian dikenal dengan nama Desa KABA-KABA. Di Dusun Mundeh terdapat Pura Resi, tempat penyungsungan khusus bagi Brahmana tersebut dan hingga sekarang Pura tersebut masih ada.
Di daerah lebih selatan dari Dusun Mundeh, para Pendeta tersebut mendirikan “Pedukuhan” tempat Beliau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kegunaan sehingga di tempat tersebut dikenal dengan nama DUSUN DUKUH.
Demikianlah sejarah singkat lahirnya nama Desa Nyambu beserta nama-nama Dusun yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya dari sumber-sumber informasi yang ada menjelaskan bahwa adaya Desa Nyambu merupakan akibat adanya perang antara Kerajaan Mengwi dengan Kerajaan Kaba-Kaba. Perang ini diawali dari daerah utara Desa Nyambu yaitu DUSUN CARIK PADANG sambung menyambung ke daerah selatan dalam jangka waktu yang cukup lama/panjang. Dari perkataan sambung menyambung itulah lama kelamaan menjadi NYAMBU yang kita kenal sekarang sebagai salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
Dari segi kesenian, beberapa tempat di Desa Nyambu memiliki kelompok kesenian diantaranya sekaa calonarang, sekaa barong bangkung dan sekaa arja duduk. Sekaa calonarang selama ini pernah tampil pada petirtan di Pura Kahyangan Tiga dan Pura Nyarikan di dusun setempat.
Di Desa Nyambu sendiri juga terdapat Pura Resi. Adapun sejarah berdirinya Pura Resi ini yaitu:
Ketika Danghyang Dwijendra melakukan perjalanan mengelilingi Pulau Bali sampailah Beliau di Desa Beraban tepatnya di daerah Tanah Lot. Disana Beliau memberikan ajaran-ajaran seperti agama, susila dan ajaran kebajikan lainnya. Kemudian Beliau menasehatkan kepada orang-orang disekitar sana untuk mendirikan sebuah Pura. Hal itu disebabkan karena Beliau mendapatkan petunjuk gaib karena tempat tersebut baik untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pura tersebut dinamakan Pura Tanah Lot. Setelah itu Beliau melanjutkan perjalanan menuju ke daerah timur tepatnya di Br. Mundeh Desa Nyambu. Disini Beliau juga menyebarkan ajaran agama dan kesusilaan. Dusun Mundeh, dahulunya merupakan daerah yang paling tua di Desa Nyambu, karena sebelum adanya Kerajaan Kaba-Kaba, Mundeh pada waktu itu merupakan perluasan atau pecahan Tanah Lot, sejarahnya dimulai dari Danghyang Dwijendra mengirim 15 Peranda (Pendeta) ke daerah itu yang dulu bernama Grie Boneng Kangin. Mundeh dahulu dikelilingi oleh alas KEBEN-KEBEN yang kemudian dikenal dengan nama Desa KABA¬-KABA. Di Dusun Mundeh inilah terdapat Pura Resi yang merupakan tempat penyungsungan khusus bagi Brahmana tersebut dan hingga sekarang Pura tersebut masih ada. Selain Para Brahmana, Pura Resi ini juga disungsung oleh masyarakat Bendesa Manik Mas.
Potensi Wisata
Secara khusus, Desa Nyambu tidak memiliki tempat wisata namun sebenarnya ada keyakinan dari sebagian masyarakat bahwa Desa Nyambu sebenarnya bisa dijadikan tempat wisata interaktif karena di Desa Nyambu sendiri terdapat beberapa vila sebagai objek pendukung objek wisata yaitu Vila Lila Cita, Vila Arsana, Vila Uma Asri, Vila Tebing dan Vila Dukuh. Selain itu di sebagian besar wilayah Desa Nyambu terdapat usaha seni lukis serta usaha ukiran kayu dengan prospek yang bagus sehingga nantinya dapat dikembangkan sebagai salah satu objek wisata interaktif.
Visi Dan Misi Desa Nyambu
Visi Desa Nyambu
Berdasarkan permasalahan, tantangan potensi serta keterbatasan yang dihadapi Desa Nyambu ditetapkan visi Pembangunan Desa Nyambu tahun 2010 – 2014, yaitu “TERWUJUDNYA MASYARAKAT DESA NYAMBU YANG SEJARTERA, ADIL DAN MAKMUR YANG BERBASIS PERTANIAN YANG DIJIWAI TRI HITA KARANA”
Misi Desa Nyambu
Berdasarkan Visi Pembangunan Desa Nyambu tersebut diatas, maka ditetapkan 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN DESA NYAMBU 2010 – 2014, yaitu :
  1. Meningkatkan ketahanan ekonomi dengan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan, melalui program strategis di bidang produksi pertanian, pemasaran, koperasi, usaha kecil dan menengah serta koperasi.
  2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan program kesehatan serta pengamalan ajaran agama kepada masyarakat sesuai falsafah Tri Hita Karana.
  3. Meningkatkan partisipasi mayarakat dalam pembangunan, sehingga dapat menumbuh kembangkan kesadaran dan kemandirian dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
  4. Menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai – nilai budaya desa.
  5. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kerjasama antar lembaga pemerintahan desa dengan lembaga adat.
  6. Menciptakan suasana aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat.
  7. Memberdayakan masyarakat menuju masyarakat mandiri.
Ketujuh misi (agenda Pokok) pembangunan Desa Nyambu tahun 2010 – 2014 tersebut selanjutnya akan diterjemahkan kedalam program – program pembangunan yang hendak dicapai dalam periode 5 (lima) tahun) mendatang.
Data Kegiatan
Kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan di Desa Nyambu pada Tahun 2010 diantaranya :
  • Pembangunan Gapura Desa Nyambu dengan total biaya Rp. 74 juta.
  • Perbaikan senderan di seluruh wilayah Desa Nyambu dengan panjang 250 meter dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 55 juta.
  • Rehab gedung TK Kumara Ria Desa Nyambu dan pembelian sarana permainan TK dengan biaya Rp. 62 juta.
  • Perbaikan gorong-gorong di Banjar Nyambu, Mundeh, Dukuh dengan biaya Rp. 15 juta.
Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan Desa Nyambu yang tertuang dalam RPJM Desa Tahun 2010-2014 adalah:
  • Pembangunan perpustakaan desa
  • Perbaikan WC, pemeliharaan dan gotong royong rutin
  • Pelatihan kader Posyandu
  • Membangun TPA
  • Rehab kantor desa
  • Perbaikan drainase
  • Rehab pura dan bale banjar
  • Jalan Rabat beton
  • Pengadaan lampu penerangan jalan oleh Dinas PLN
  • Perbaikan gedung serba guna
  • Perbaikan jalan dan jembatan di Br. Tohjiwa
  • Pemeliharaan telajakan dan gotong royong
  • Permohonan dana dan pelatihan UKM
  • Perbaikan saluran irigasi
  • Perbaikan gorong-gorong dan gotong royong
  • Pemerataan pembagian air dan pembasmian hama
  • Perbaikan got, fogging dan peningkatan pelayanan kesehatan
  • Penggunaan Dana BOS secara optimal
  • Perluasan ruang staf
  • Perbaikan saluran limbah dan pemeliharaan
  • Penyediaan rak arsip
  • Pelatihan staf desa
  • Penambahan komputer desa
  • Pembangunan gedung BPD
  • Pemberian insentif untuk hansip
  • Penambahan sarana dan prasarana kesenian serta pelatihan
  • Penambahan sarana dan prasarana TK
  • Penyuluhan dan pelatihan Karang taruna

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter