Bhujangga Waisnawa
Di dalam buku karangan Inyoman Singgih Wikarman yang berjudul leluhur
orang Bali bahwa orang Baliaga dan Balimula adalah keturunan Rsi
Markandeya yang disebut warga Bhujangga Waisnawa. Tetapi didalam kitab
Negarakertagama dijelaskan bahwa Bujangga berasal dari kata pujangga
yang artinya seorang penulis sastra agama, cendekiawan, sastrawan,
ilmuwan, intelektual dan ahli sastra. Pada jaman dahulu Bujangga adalah
seorang pendeta atau Wiku. Sang Bujangga dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu Bujangga Sugata, Bujangga Siwa, dan Bujangga Waisnawa. Ada
juga Bujangasana, Bujangini Mudra, Bujangasaana cobra pose, dan Bujangga
Prayata. Sebelumnya Bujangga juga sering disebut dengan sangguru.. Tapi
kemudian Sangguru berubah menjadi Senguhu lalu Senguhan atau gelar
suci. Kemudian kata Senguhu dihilangkan karena banyak masyarakat yang
salah paham bahwa Senguhu sering disamakan dengan warga Senguhu versi
Babad Pasek karangan Igusti Bagus Sugriwa.
Kalau dalam Lontar Babad Pasek, dijelaskan bahwa Senguhu artinya Kasengguh dalam artian masyarakat biasa yang dikira seorang pendeta. Kembali ke topik Bujangga bahwa Bujangga arti sebenarnya adalah sebagai Pemuput atau bergelar Thirta Amerta Pratiwi Jhati. Tetapi kalau di India, Bujangga artinya seekor ular yang disembah atau disucikan. Leluhur Bujangga Waisnawa adalah seorang rsi yang bernama Ida Rsi Bujangga Mhustika yang tinggal di Sengguhan Klungkung. Mengenai pura kawitannya adalah di pura Lhuhur gunung Shari di desa Jatiluwih Penebel, Tabanan dan di pura Shegara Cangu disebelah pura Bhatu Bholong.
Di dalam Lontar Kerta Bujangga dijelaskan dengan adanya konsep Tri Katrini atau Tri Purusa, Tri Lingga, dan Tri Sedaka yang artinya tiga pendeta atau sulinggih diantaranya siwa/bhur, budha/bwah, dan bujangga/swah.
Kalau dalam Lontar Babad Pasek, dijelaskan bahwa Senguhu artinya Kasengguh dalam artian masyarakat biasa yang dikira seorang pendeta. Kembali ke topik Bujangga bahwa Bujangga arti sebenarnya adalah sebagai Pemuput atau bergelar Thirta Amerta Pratiwi Jhati. Tetapi kalau di India, Bujangga artinya seekor ular yang disembah atau disucikan. Leluhur Bujangga Waisnawa adalah seorang rsi yang bernama Ida Rsi Bujangga Mhustika yang tinggal di Sengguhan Klungkung. Mengenai pura kawitannya adalah di pura Lhuhur gunung Shari di desa Jatiluwih Penebel, Tabanan dan di pura Shegara Cangu disebelah pura Bhatu Bholong.
Di dalam Lontar Kerta Bujangga dijelaskan dengan adanya konsep Tri Katrini atau Tri Purusa, Tri Lingga, dan Tri Sedaka yang artinya tiga pendeta atau sulinggih diantaranya siwa/bhur, budha/bwah, dan bujangga/swah.
Posting Komentar
Posting Komentar