-->

Pakaian Adat Perkawinan Perempuan di Riau



PAKAIAN ADAT PERKAWINAN PEREMPUAN DI RIAU

1. Pakaian pengantin perempuan

Pakaian upacara adat perkawinan bagi pengantin perempuan dalam masyarakat Melayu Riau terdapat beberapa bentuk tergantung pada kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti : acara malam berinai, uacara akad nikah, acara bersanding, acara mandi damai serta acara berandam.

Pakaian pengantin perempuan dalam upacara malam berinai memakai pakaian Kebaya Laboh atau baju kurung Teluk Belanga, memakai hiasan dan perhiasan serta memakai sanggul Melayu. Pakaian pengantin pada upacara berandam hampir sama dengan memakai pakaian Melayu harian; Kebaya Laboh atau baju kurung Teluk Belanga.

Perlengkapan dan Perhiasan Pakaian Pengantin Wanita

Adapun Rambut disanggul dengan sanggul Lipat Pandan atau sanggul Siput Jonget dihiasi dengan bunga-bunga hidup seperti cempaka, bunga melur dan bunga tanjung. Muka pengantin dibersihkan dan dicukur bulu romanya, dan dihias bulu keningnya. Setelah berandam dimandikan dengan air tujuh bunga serta memakai kain kemban didada.

Pakaian pengantin pada acara akad nikah berpakaian baju kurung Teluk Belanga atau baju kurung Kebaya Laboh, kepala ditutup dengan hiasan serta memakai tudung Mente. Sedangkan dada diberi perhiasan Dokoh bertingkat, pakai Pending, pakai Sebai dikanan dan duduk dikamar pengantin.

Pakaian pengantin pada upacara langsung atau bersanding : pengantin perempuan memakai akaian Melayu Kebaya Laboh atau baju kurung Teluk Belanga lengkap dengan atributnya kepala memakai pekakas andam dan dikening diletakkan Ramen perhiasan emas atau dibuat dari tekatan bedang emas, dada dihiasi dengan Dokoh bertingkat, lengan diberi gelang berkepala naga, dilengan bawah memakai gelang patah semat, sedangkan dikaki bergelang kaki berlipat rotan emas. Kelengkapan pada kepala meliputi, sanggul biasa atau sanggul dua, tusuk sanggul, kembang goyang, sepit rambut, jurai. Untuk bagian dada, badan dan tangan masing-masing dilengkapi dengan kain selempang, sapu tangan kecil dan di pinggang melilit sebuah pending, dan gelang kaki untuk bagian bawah.

Bagi perempuan dalam berpakaian dilengkapi dengan siput (sanggul) yang terdiri dari tiga macam yaitu,
·         Siput tegang. Biasanya digunakan untuk pengantin dan dikerjakan oleh Mak   Andam.
·          Siput cekak. Biasanya digunakan untuk sehari-hari.
·          Siput lintang. Biasanya siput yang digunakan untuk perempuan yang berambut panjang, lebat, dan terjurai.
Sedangkan untuk tudung atau penutup kepala dipakai dengan dua cara, yaitu
·         Tudung digunakan untuk menutupi kepala dengan bagian yang agak terjurai  dan terjuntai kesamping pipi kiri dan kanan.
·         Tudung lingkup. Pemakaiannya mirip dengan cadar yang dipakai oleh wanita arab, yakni yang kelihatan hanya mata atau sekurang-kurangnya hanya terlihat wajah.


Dibahu kanan memakai sebai bertekat emas berjurai kelengan, pada pinggang memakai pending emas, dijari pakai canggai. Canggai hanya terlekat di ibu jari dan dijari kelingking (kedua belah jarinya). Kaki dipakai sepatu tertutup jari berwarna sesuai dengan kehendak pengantin berhak sedang yang disebut selepa. Pakaian waktu mandi damai berpakaian baju kurung Teluk Belanga, baju Kebaya Laboh atau baju Kebaya Pendek yang dibuat khusus untuk upacara mandi damai. Upacara mandi damai adalah suatu upacara untuk menyatakan syukur bahwa pengantin telah bersatu.




Perlengkapan Pakaian Pengantin Laki Laki

Bentuk pakaian pengantin laki-laki orang Melayu Kepulauan atau Pesisir serta orang Melayu Daratan tidaklah berbeda jauh bentuk bajunya berupa baju kurung Cekak Musang atau baju kurung Teluk Belanga, kecuali di daerah Lima Koto Kampar baju pengantinnya berbentuk jubah yaitu baju terusan panjang hingga kebawah menutup mata kaki.

Perlengkapan pakaian laki-laki sebagai seorang pengantin Melayu adalah:
- Baju kurung Cekak Musang dari bahan tenunan satu stelan baju dan celana sama warnanya,
- Dikepala memakai Destar berbentuk mahkota dan adakalanya pengantin memakai tanjak,
- Memakai Sebai disebelah bahu kiri,
- Memakai kain samping dengan bunga kain kedepan,
- Pakai Bengkung,
- Pakai Keris,
- Pakai kalung panjang dilehernya pertanda ikatan keluarga,
- Membawa Sirih Lelat,
- Pakai kasut capal atau sepatu kulit.Untuk mengikuti acara akad nikah dan acara lainnya pengantin laki-laki memakai baju kurung Cekak Musang yang lengkap dengan memakai kopiah, kadang-kadang kopiah dihias dengan permata, kalau Orang Besar Kerajaan dan orang Bangsawan memakai lambang Kerajaan.


2.      Warna Dan Perlambangannya
Ragan hiasan baru tampak jelas setelah berwarna, warna dalam ragam hias ini mengandung arti:
    1.    Merah  :  Melambangkan persaudaraan yang dikenal dengan tali darah,
                   atau tali persaudaraan, setia, cinta. Baju yang dipakai untuk      orang kaya, golongan wan/datuk.
2.    Hitam :  Melambangkan keberanian, keperkasaan hulubalang
3.    Hijau   :  Melambangkan kesuburan, tunas
4.    Biru     :  Berarti cakrawala yang lepas dengan air laut dan langit
         melambangkan kebahagiaan. Warna ini biasanya dipakai untuk       Laksamana atau Syahbandar.
     5.    Putih   :  Melambangkan kesucian, putih hati
               6.    Kuning: Melambangkan kekuasaan kerajaan, kewibawaan dan kebesaran  seseorang
3.        Lambang dan bentuk kain
1.      Sirih setangkai, merupakan lambang penghormatan bagi masyarakat yang telah membantu, berarti persaudaraan,
2.      Kelapa dua jari, melambangkan keturunan, dimana satu jurai sebagai anak dan satu jurai lagi sebagai menantu,
3.      Mayang Pinang, melambangkan kecantikan dengan keserasian hidup rumah tangga,
4.      Payung, melambangkan tempat bernaung dari panas dan hujan, sifat sosial,
5.      Panji-panji serta umbul-umbul, melambangkan keragaman, persukuan yang ada di masyarakat.



     Simbol yang terdapat dalam ragam hias pakaian tradisional
sebagai lambang/simbol cahaya kebahagiaan rumah tangga, taqwa kepada Yang Maha Esa, kebebasan dan kemerdekaan.
4.      Ragam Hias Pada kain songket
1.    Itik pulang petang, semut beriring, siku kelua sebagai simbol sikap sosial dalam gotong royong kesatuan yang kompak, keberanian dan kebebasan, kedidiplinan, teratur, tertib, tidak ada yag saling dahulu mendahului.
2.    Akar pakis, bunga kundur dan tampuk manggis merupakan simbol kesuburan, kemakmuran, mudah menyesuaikan diri dan tidak mengganggu orang lain.
3.    Daun, bunga, kuntum, akar merupakan simbol kesatuan kehidupan manusia dengan alam sekitarnya yang serasi, selaras dan subur makmur.
4.    Lebah bergantung, merupakan simbol keharmonisan: hidup berumah tangga rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri.
5.    Awan larat, simbol panjang usia, keabadian
6. Pucuk Rebung dengan variasi Pucuk Rebung Kuntum Mambang, misalnya, bermakna menumbuhkan optimisme pada diri orang Melayu, sebagaimana tertuang dalam sebuah ungkapan: pucuk rebung kuntum mambang//cahaya bagai bulan mengambang//hilang raga lenyaplah bimbang//bagaikan bunga baharu berkembang.
E.  Kesimpulan
Adapun simbol-simbol yang terdapat dalam pakaian melayu adalah mewakili perasaan masyarakat melayu dan penuh dengan filosofis islam. Seperti bintang-bintang, bulan sabit, itik pulang petang, akar pakis, daun, bunga, kuntum, lebah bergantung dan awan larat.
F.    Saran
    Pakaian melayu yang memiliki simbol-simbol dan syarat akan makna didalamnya merupakan warisan yang tak terhingga sebagai sebuah kebudayaan bagi masyarakat melayu sehingga perlu dilestarikan dan dijaga agar tetap eksis. Dengan cara menjadikannya pakaian wajib apabila ada acara-acara resmi atau acara-acara keagamaan khususnya di daerah melayu.

 nah..berhubung sebenernya nih.. awalnya saya di beri tugas ini.. dan susah banget nyarinya.. sampe bergadang larut malam.. soalnya banyak diblog yg gak sesuai dari tugas saya.. karena saya tidak ingin yang lainnya susah seperti saya... yaudah deh..... ana kasih aja.. hehehe  Selamat Berkerja ya Guys...     
          Warga SMAN 7 Pekanbaru

nah
There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter