Jakarta - Sebal rasanya ketika kita tak sengaja menginjak permen karet. Permen karet jadi menempel dan sulit dihilangkan jika sudah mengering. Permen karetpun mengotori jalanan dan fasilitas umum.
Di Singapura, permen karet dilarang karena meningkatkan biaya kebersihan dan perawatan fasilitas umum negara. Permen kunyah ini memang dituding tak ramah lingkungan. Bahan polimer hidrokarbonnya membuat permen karet melekat kuat pada aspal dan sol karet sepatu, menjadikannya sulit dibersihkan.
Melihat hal ini, Mondelez menciptakan permen karet ramah lingkungan. Permen karet tersebut akan terurai dengan sendirinya setelah dibuang. Produsen permen karet terbesar kedua di dunia inipun sedang mengajukan hak paten terhadap produknya tersebut.
Seperti diberitakan Food Navigator-USA (25/03/13), permen karet ini terbuat dari polimer alternatif, yakni C2-C10 alkene dan maleic anhydride. Formulasi ini menyerap lebih banyak air dibanding permen karet biasa, sehingga membuatnya lebih mudah terurai.
Permen karet ramah lingkungan telah lama dicita-citakan para ilmuwan. Wrigley, produsen permen karet nomor satu di dunia, tahun lalu menyatakan bahwa permen karet yang tak lengket adalah prioritas nomor satu bagi divisi penelitian dan pengembangannya.
Peneliti dari University College Cork, Irlandia, telah mematenkan proses pembuatan permen karetbiodegradable berbahan protein sereal pada 2011. Di negara yang sama, permen karet merek Rev7 yang tak lengket juga dijual oleh perusahaan Revolymer.
Sebelumnya, sudah ada 'Organic Rainforest Gum' buatan 'Chicza Rainforest Gum Initiative'. Jika dibuang ke jalanan, permen karet yang terbuat dari chicle (getah alami) ini akan hilang sendiri dalam waktu 4-6 minggu.
Posting Komentar
Posting Komentar