Peristiwa Terbunuhnya Pasek Badak
Sungguh menarik kisah I Gusti Agung Putu bertempat tinggal di Puri Kaleran. Pada suatu hari, ia mengundang Pasek Badak. Ki Pasek Badak datang ke sana bersama keluarga rakyat sebagai pengiringnya. Pasek Badak setuju dan memberitahu kepada I Gusti Agung Putu, ia tidak bias dibunuh dengan keris pusaka .
Jenazahnya diurus sebagaimana mestinya oleh I Gusti Agung Putu sebagaimana menurut tradisi Hindu .
Ada seorang pasek Badak laki-laki yang masih anak-anak diajak oleh I Gusti Agung Putu ke purinya. Kemudian sesudah kerajaan Mengwi berdiri serta anak itu sudah dewasa ,anak itu diangkat menjadi sedahan ,memegang seluruh harta benda kekayaan I Gusti Agung Putu. Pedang yang bias dipakai membunuh Pasek Badak, kemudian diberi nama Ki Nagakeras sebagai senjata Pusaka I Gusti Agung Putu
Sedang keturunan Pasek Badak Sedahan Puri Mengwi, masih tetep tinggal di Banjar Gulingan ,Mengwi. Lama-kelamaan ada keturuannya pidah tempat ke berbagai desa, seperti misalnya ke desa Braban, Kediri, wilayah Tabanan dan lain-lainnya.
Mengenai keturunan I Gusti Pangeran Pasek Tohjiwa yang ada di beberapa desa ,dapat dijelaskan sebagai berikut: Keturunan Pasek Tohjiwa, yang dikenal dengan julukan Pasek Badak ada yang kembali ke Desa Buduk, lalu bertempat tinggal di Banjar Sengguan Desa Buduk, wilayah Badung. Kemudian ia menurunkan enam orang anak semuanya disebut Pasek Tohjiwa,namun berlainan tempat tinggal yaitu:
- Pasek Tohjiwa di Banjar Sengguan Desa Buduk
- Pasek Tohjiwa di Banjar Gunung Desa Buduk
- Pasek Tohjiwa di Banjar Danginjalan Desa Buduk
- Pasek Tohjiwa di Banjar Dawuhjalan Pasekan Desa Buduk
- Pasek Tohjiwa di Banjar Tengah Desa Buduk
- Pasek Tohjiwa di Banjar Umadwi Desa Padangsambian.
Posting Komentar
Posting Komentar