Berikut ini 10 mitos yang paling umum tetapi berbahaya dari suatu hubungan percintaan.
MITOS 1: CARA BERPIKIR HARUS SELALU COCOK
- Anda tidak pernah melihat segala sesuatu dari kacamata pasangan karena Anda berdua merupakan dua orang yang berbeda baik secara genetika, fisiologi, psikologi maupun latar belakang.
- Anda tidak akan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di antara Anda berdua dengan berusaha menyamai pasangan. Pria dan wanita terikat dengan cara yang berbeda. Mencoba mengaburkan perbedaan pandangan yang mendasar, merupakan sikap yang tidak alami bahkan berbahaya.
- Menyadari bahwa suatu hubungan jauh lebih menyenangkan bila Anda bersama seseorang yang memperkaya kehidupan, bukan hanya sebagai seseorang yang membayangi. Hargai perbedaan di antara Anda berdua.
MITOS 2: PERLU ROMANTISME MENGGEBU
- Tentu saja hubungan Anda dan pasangan perlu melibatkan sejumlah romantisme. Tapi jangan membohongi diri sendiri dan mengharapkan hubungan yang tidak realistis seperti yang terjadi di dalam dongeng-dongeng. Kenyataannya, dalam dunia nyata, menyintai tidak sama dengan jatuh cinta.
- Cinta hanya merupakan tahapan awal dari hubungan percintaan. Sangat tidak mungkin untuk tetap berada pada tahapan tadi. Suatu hubungan yang matang dan dewasa akan mengalami mulai dari jatuh cinta yang menggebu-gebu sampai dengan cinta yang lebih dalam dan lebih aman.
- Jangan salah artikan pendapat yang mengatakan bahwa begitu perasaan jatuh cinta hilang, berarti tidak lagi ada cinta. Jawaban yang tepat adalah untuk tidak memulai suatu hubungan baru sampai perasaan Anda pulih kembali.
MITOS 3: SEMUA MASALAH HARUS DITUNTASKAN
- Jangan terjebak dengan pendapat yang mengatakan bahwa Anda dan pasangan tidak dapat berbahagia bila tidak bisa menyelesaikan perselisihan dengan tuntas. Pada kenyataannya, 90 persen dari masalah yang dihadapi, kerap tidak teratasi.
- Ada hal-hal yang tidak disepakati oleh Ada dan pasangan dan itu akan terus tidak disepakati. Mengapa Anda berdua tidak menuntaskan masalah-masalah ini? Karena untuk melakukannya, baik Anda maupun pasangan, harus mengorbankan prinsip yang dianut.
- Anda dapat dengan mudah setuju dan tidak setuju dan mencapai pendekatan emosional walaupun Anda tidak mencapai pendekatan masalah.
MITOS 4: HARUS PUNYA MINAT SAMA
- Hubungan tidak akan terganggu bila Anda berdua tidak memiliki minat dan kegiatan yang sama.
- Bila Anda (atau sebaliknya) berusaha dan terpaksa menyukai atau mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pasangan tetapi hasilnya Anda malah merasa stres dan konflik, jangan lakukan.
MITOS 5: HUBUNGAN SERASI ADALAH YANG ADEM-AYEM
- Jangan takut untuk berargumentasi hanya karena khawatir hal tersebut merupakan tanda-tanda kelemahan atau retaknya suatu hubungan. Bahkan pasangan yang sehat pun saling berargumentasi.
- Bila pendekatan dilakukan dengan benar, berargumentasi dapat membantu hubungan dengan (a) meredakan tegangan (b) merasakan kedamaian. Juga merasa percaya bahwa dengan menyadarinya, Anda dapat menenangkan perasaan tanpa merasa dipermalukan atau ditinggalkan.
Agar tidak khawatir mengenai berapa banyak Anda berselisih paham atau bagaimana Anda berargumentasi, berikut ini beberapa panduan:
- jangan memutuskan pembicaraan dan menyerang pasangan selama berargumentasi
- jangan sengaja memancing konflik karena dapat
menstimulasi perselisihan
- jangan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah
pada saat berargumentasi
- jangan menghindari pendekatan emosional di akhir
perselisihan.
MITOS 6: MELEPAS SEMUA UNEK-UNEK ADALAH YANG TERBAIK
- Mengeluarkan semua perasaan yang terpendam memang terasa melegakan. Namun bila Anda mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan terlebih dahulu pada saat situasi sedang memanas, Anda berisiko merusak hubungan asmara selamanya. Banyak hubungan yang hancur pada saat salah satu pasangan tidak dapat memaafkan kata-kata yang dikeluarkan oleh pasangannya pada saat mereka bertengkar.
- Sebelum mengucapkan kata-kata yang bakal Anda sesali, gigit lidah Anda dan beri waktu pada diri sendiri untuk mempertimbangkan apa yang Anda rasakan. Kata-kata yang kita ucapkan pada saat sedang marah, sering tidak mewakili apa yang betul-betul kita rasakan dan tidak perlu diucapkan terutama bila kata-kata tersebut berpotensi
merusak hubungan asmara.
MITOS 7: HUBUNGAN MESRA TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN SEKS
- Jangan batasi pemikiran dengan anggapan seks hanya merupakan hubungan intim atau sentuhan fisk seperti ciuman atau pelukan. Belaian, berpegangan tangan, dan banyak lagi yang berhubungan dengan sentuhan fisik yang memberikan rasa nyaman, dapat dikategorikan sebagai bagian dari kehidupan seks yang terpenuhi.
- Mungkin seks memang bukan segalanya,tetapi seks (dalam perkawinan) memegang peranan penting (90 persen) dari sumber frustrasi di dalam suatu hubungan. Bila kehidupan seks di perkawinan Anda tidak terpenuhi, hal ini akan merupakan masalah besar. Di sisi lain, pasangan yang memiliki kehidupan seks yang memuaskan hanya mengalami 10 persen rasa frustrasi.
MITOS 8: HUBUNGAN MESRA TAK BISA MENUTUPI KEKURANGANNPASANGAN
- Tidak ada seorang pun yang sempurna. Sejauh pasangan tidak kasar, kejam, dan perusak, Anda dapat belajar hidup dengannya.
- Daripada memusatkan perhatian pada kekurangan-kekurangan
pasangan, ingatlah kelebihan yang dimilikinya, yang membuat Anda tertarik.
- Hati-hati dalam membedakan antara pasangan yang memiliki perilaku aneh dengan pasangan yang memiliki gangguan yang serius seperti penganiaya dan kasar.
MITOS 9: ADA CARA YANG TEPAT & SALAH DALAM MENCIPTAKAN HUBUNGAN SERASI
- Tidak ada definisi yang tepat untuk menjadi pasangan yang baik ataupun menjadi orang tua yang baik.
- Lakukan apa yang cocok bagi Anda.Bila apa yang Anda atau pasangan lakukan merupakan prinsip yang sesuai bagi Anda berdua,berpeganglah pada prinsip tersebut.
- Jangan kaku terhadap cara yang diperlihatkan oleh pasangan dalam mengungkapkan perasaan cintanya. Bila pasangan mengekspresikan perasaannya dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan kebanyakan orang, tidak berarti cintanya kurang bernilai atau kurang meyakinkan.
MITOS 10: JUJUR ADALAH SEGALANYA
- Jangan terjebak dengan pandangan yang mengatakan, bila dapat mengubah pasangan, maka hubungan akan menjadi lebih baik. Anda berdua bertanggung jawab terhadap kelanggengan hubungan.
- Hilangkan pendapat bahwa jatuh cinta berarti menemukan seseorang yang akan bertanggung jawab terhadap kebahagiaan Anda. Anda perlu bertanggung jawab pula terhadap kebahagiaan Anda sendiri.
- Bila hubungan mengalami kesulitan, orang yang paling penting untuk berubah mungkin Anda sendiri. Begitu menyadari perilaku yang tidak baik, Anda dapat memilih untuk menghilangkannya dari kehidupan Anda.
Posting Komentar
Posting Komentar