TAFSIR MIMPI MENURUT AL-QURAN DAN SUNNAH
IBNU SIRIN
BAB I
Pendahuluan
Mimpi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Meski mimpi termasuk pengalaman pribadi, namun merupakan fenomena universal yang memainkan peranan penting dalam pembentukan kebudayaan manusia. Mimpi merupakan suatu hal yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Baik manusia dalam bentuk kecil (anak-anak) atau dewasa, pejabat atau rakyat jelata, semuanyapernah mengalami mimpi. Karena mimpi tidak terlepas dari kehidupan manusia, maka ia mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan ini. Ada pengaruh positif, namun juga tidak sedikit pengaruh negatifnya.Banyak orang mengatakan, mimpi adalah bunga-bunga tidur yang tak perlu diyakini kebenarannya. Namun, tak sedikit mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan dan benar adanya.Dalam sejarah kehidupan umat manusia, banyak orang yang bermimpi dan meyakini kebenaran dari mimpi itu. Sebut saja, kisah Nabi Ibrahim AS yang menyembelih anaknya, Ismail. Namun kemudian, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba untuk disembelih. Kisah ini kemudian diperingati sebagai momentum Idul Adha (Hari Raya Kurban).
Mimpi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Meski mimpi termasuk pengalaman pribadi, namun merupakan fenomena universal yang memainkan peranan penting dalam pembentukan kebudayaan manusia. Mimpi merupakan suatu hal yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Baik manusia dalam bentuk kecil (anak-anak) atau dewasa, pejabat atau rakyat jelata, semuanyapernah mengalami mimpi. Karena mimpi tidak terlepas dari kehidupan manusia, maka ia mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan ini. Ada pengaruh positif, namun juga tidak sedikit pengaruh negatifnya.Banyak orang mengatakan, mimpi adalah bunga-bunga tidur yang tak perlu diyakini kebenarannya. Namun, tak sedikit mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan dan benar adanya.Dalam sejarah kehidupan umat manusia, banyak orang yang bermimpi dan meyakini kebenaran dari mimpi itu. Sebut saja, kisah Nabi Ibrahim AS yang menyembelih anaknya, Ismail. Namun kemudian, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba untuk disembelih. Kisah ini kemudian diperingati sebagai momentum Idul Adha (Hari Raya Kurban).
Berikutnya adalah Nabi Yusuf AS yang bermimpi melihat 11 bintang, bulan, dan matahari yang bersujud kepadanya. Mimpi ini menjadi kenyataan ketika ia menjadi seorang bendaharawan Mesir. Saudaranya yang berjumlah 11 orang, ibu, dan ayahnya, Nabi Yakub AS, datang menghadapnya dan bersimpuh di hadapannya. Nabi Yusuf AS terkenal sebagai seorang ahli menafsirkan mimpi. Pada hakikatnya, mimpi adalah deretan dari gambaran mental yang saling bertalian dan berlangsung selama orang tidur. Mimpi hanya sebagai akibat dari pengaruh mekanisme fisik dan cermin dari gejala kejiwaan yang dialami seseorang semata.
Posting Komentar
Posting Komentar