-->

Manfaat daging binatang tokek

http://primbon-arti.blogspot.com/ TOKEK adalah sejenis reptil kecil untuk penyebutan lain dari “Cecak” yang berukuran besar.** Tokek, merupakan cecak besar, berkepala besar, berkulit kasar dengan bentuk bintil besar-besar.** Pada umumnya berwarna dasar abu-abu kebiruan atau abu-abu kehijauan dan ada yang agak kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik berwarna merah bata atau bintik-bintik kekuning-kuningan.** Bentuk pangkal ekor ada yang membulat dan ada yang berbentuk persegi, kebagian ujung akan bulat memanjang.** Bagian ekor berwarna belang-belang dengan beberapa baris bintil-bintil berwarna sesuai warna bagian tubuh lainnya.* Tokek juga ada yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), bahkan ada yang berwarna dasar hitam polos atau belang hitam putih. Ada yang mengatakan bahwa untuk membedakan jenis kelamin tokek, dapat dibedakan berdasarkan warna bintikbintiknya.***

Tokek berjenis kelamin jantan, bintik-bintiknya berwarna merah bata dan berwajah sangar atau “kasar”.** Sedangkan yang berjenis kelamin betina, bintik-bintiknya berwarna kekuning-kuningan dan berwajah halus atau “ayu”.** Membedakannya juga bisa dari bentuk kepala, bentuk kepala agar panjang adalah berjenis kelamin jantan dan bentuk kepala agar pendek adalah berjenis kelamin betina. Keistimewaan lain dari tokek adalah kemampuannya memutuskan ekornya sendiri, untuk menyelamatkan diri disaat terancam bahaya (sama seperti perilaku cicak pada umumnya) dan bertujuan untuk mengelabui atau mengalihkan perhatian pihak lawannya.** Sehingga ia memiliki kesempatan untuk melarikan diri.** Pangkal ekor yang terputus itupun dalam waktu beberapa minggu sudah akan tumbuh kembali. Adapun pakan tokek terdiri dari beragam jenis, antara lain berbagai jenis serangga (jangkrik, kecoa, belalang, lipan), cicak kecil, burung kecil, tikus kecil dan lain sebagainya. Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata tokek memiliki beberapa manfaat juga.** Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit (gatal-gatal, korengan, kudis, eksim, dll).** Bahkan di beberapa daerah ada yang mempercayai bahwa mengkonsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah seksual bagi kaum pria. Bahkan tokek sudah sejak lama, diproses menjadi tokek kering atau dendeng tokek, untuk dikonsumsi sebagai bahan obat tradisional atau untuk dibuat menjadi makanan kesehatan.** Tokek kering ini bahkan sudah sejak lama telah menjadi komoditi eksport ke manca negara.

Manfaat lainnya yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya adalah adanya “issue” yang mengatakan bahwa lidah atau empedu dari tokek berukuran besar, dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV AIDS.** Dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar, laku terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya.

Ada beberapa cara mengolah daging tokek untuk pengobatan, pertama tokek diambil untuk dibakar sampai hangus.** Setelah itu ditumbuk/dihaluskan agar menjadi bubuk, bubuk tokek tersebut dicampur dengan sedikit kopi dan diseduh dengan air panas, seperti layaknya menyeduh secangkir kopi. Cara kedua mengolah daging tokek adalah dengan menggoreng daging tokek (sudah dikuliti) dengan menggunakan bumbu-bumbu sesuai dengan selera masing-masing.** Tokek yang dijadikan camilan (makan kering), layaknya belut goreng, juga sudah lama ada yang memproduksi dan memperdagangkannya. Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Ada beberapa jenis tokek, namun istilah tokek biasanya merujuk kepada jenis tokek rumah berikut. Tokek rumah adalah sejenis reptil yang masuk ke dalam golongan cecak besar, suku Gekkonidae. Tokek rumah memiliki nama ilmiah Gekko gecko (Linnaeus, 1758). Dalam bahasa lain hewan ini disebut sebagai téko atau tekék (bahasa Jawa), tokék (bahasa Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (bahasa Inggris).

Identifikasi

Tokek rumah yang masih muda Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya. Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintikbintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang. Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Ekologi, perilaku dan penyebaran           Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke … tokkee …, menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa. Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah. Telur tokek di suatu celah gua kapur. Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih. Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232).

Peringatan.

Hati-hati, tokek rumah kerap menggigit jika ditangkap. Bila dipegang, tokek otomatis akan mengangakan mulutnya; siap untuk menggigit penangkapnya. Gigitannya sangat kuat, otot-otot rahangnya seakan mengunci; sehingga muncul pemeo bahwa gigitan tokek tak akan dapat lepas kecuali jika ada petir menyambar. Anggapan yang tidak ada kebenarannya, kecuali bahwa memang betul gigitannya sukar dilepaskan. Ada cara yang mudah untuk menipu tokek agar tak tergigit ketika memegangnya. Letakkan sesuatu yang agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala tokek dibebaskan, ia akan segera melepaskan barang yang digigitnya dan berlari meninggalkannya.

Tokek sering dianggap sebagai “pitbull” di dunia Gekko karena apabila mereka menggigit sesuatu, gigitan tersebut tidak akan dilepaskan selama beberapa jam bahkan berhari-hari. Gigitan tokek tidak bisa dipaksa untuk lepas tanpa melukai tokek itu. Salah satu cara untuk melepaskan gigitan tokek adalah dengan merendam binatang tersebut didalam air sehingga ia akan melepaskan diri. Cara yang paling gampang adalah dengan meneteskan cuka ke mulut tokek. Biasanya itu cukup untuk membuat mereka melepaskan gigitannya.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter