"KAKANG CAHYO ROH WOHANI, ROH JASMANI, ROH ROBANI, ROH KEWANI, KAKI TUMEKANE BOPO, BISOA….(sebutkan apa yang dihendaki), BEDHO OPO KAKANG CAHYO, KUN PAYAKUN, INGSUN PINAYUNGAN DENING ALLAH".
Cara Mengamalkannya:
Puasa 21 hari, makannya hanya sekali tiap jam 12 malam, mulai puasa pada hari kelahirannya sendiri. Sedang mantranya dibaca ketika akan makan jam 12 malam.
Keterangan :
Barang siapa yang ingin apa yang dihajatkannya itu lekas terkabulkan, maka bacalah mantra seperti yang di atas sesuai dengan petunjuk yang sudah disebutkan.Dengan izin Allah, apapun yang dihajatkannya itu akan lekas terkabulkan, tanpa ada kesulitan apapun.
Demikian aji mantra woro kami akhiri sampai disini. Di mana kami beritahukan kepada para pembaca, bahwa susunan kalimatnya kami kutipdari kitab primbon menurut aslinya tanpa ada perubahan. Dan itupun kita harus maklum karna orang-orang jawa (sesepuh kita) pada zaman dahulu, dalarn menerima Agama Islam belum secara sempurna. Tetapi, yang perlu kita contoh di sini adalah tentang keantusiasan mereka di dalarn menjalani persyaratan yang berat itu tanpa ada rasa putus-asa. Alangkah baiknya bila kesungguhan mereka itu kita miliki di dalarn kita berdo'a setelah kita sudah menerima Agama Islam ini secara sempurna. Apalagi tidak ada persyaratan yang sangat memberatkan. Lalu dimanakah letak kesungguhan kita di dalarn berdo'a ? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Cara Mengamalkannya:
Puasa 21 hari, makannya hanya sekali tiap jam 12 malam, mulai puasa pada hari kelahirannya sendiri. Sedang mantranya dibaca ketika akan makan jam 12 malam.
Keterangan :
Barang siapa yang ingin apa yang dihajatkannya itu lekas terkabulkan, maka bacalah mantra seperti yang di atas sesuai dengan petunjuk yang sudah disebutkan.Dengan izin Allah, apapun yang dihajatkannya itu akan lekas terkabulkan, tanpa ada kesulitan apapun.
Demikian aji mantra woro kami akhiri sampai disini. Di mana kami beritahukan kepada para pembaca, bahwa susunan kalimatnya kami kutipdari kitab primbon menurut aslinya tanpa ada perubahan. Dan itupun kita harus maklum karna orang-orang jawa (sesepuh kita) pada zaman dahulu, dalarn menerima Agama Islam belum secara sempurna. Tetapi, yang perlu kita contoh di sini adalah tentang keantusiasan mereka di dalarn menjalani persyaratan yang berat itu tanpa ada rasa putus-asa. Alangkah baiknya bila kesungguhan mereka itu kita miliki di dalarn kita berdo'a setelah kita sudah menerima Agama Islam ini secara sempurna. Apalagi tidak ada persyaratan yang sangat memberatkan. Lalu dimanakah letak kesungguhan kita di dalarn berdo'a ? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Posting Komentar
Posting Komentar