Sangat menarik tema kami kali ini, mengingat Kabupaten Trenggalek sendiri berada di pesisir Pantai Selatan, Jawa Timur. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dihadapkan pada hal yang berbau mistis. Contoh yang sering adalah jika kita punya hajatan, ketika itu mau turun huja, pastilah orang kuno/mbah menyarankan agar membalik sapu lidi dan menaruh cabai serta abu pembakaran kayu. Ditaruh didepan rumah dengan harapan tidak turun hujan. Aneh memang, tapi dari 100 kasus, hampir 75% berhasil! Wallahualam...
Memang orang jawa selalu menghubung-hubungkan sesuatu dengan hal mistis. Ada benarnya namun jangan terlalu dipelintir... Yang lebih dahsyat lagi kepercayaan tentang Nyi Blorong . Sampai-sampai produser film pun seolah-olah tak mau kalah dengan fenomena tersebut hingga membuat film yang berjudul Petualangan Cinta
Ya....Jin yang mempunyai wujud separuh ular dan sebagian lagi manusia. Nyi Blorong dipercaya sebagai panglima terkuat di kerajaan lelembut Laut Selatan. Dengan kemampuannya itu,ia dianggap sanggup mewujudkan setiap permintaan manusia yang mengajaknya bersekutu. Tetapi, benarkah kepingan-kepingan emas yang diberikan bukan kisah legenda semata?
Ombak Pantai Selatan bergulung-gulung dahsyat . Bak makhluk apa saja yang ada disekitarnya. Banyak orang mengidentifikasi tempat itu sebagai daerah kekuasaan Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong. Tentu saja dengan segenap senopati dan punggawanya yang terdiri dari bermacam-macam makhluk halus.
Jika Kanjeng Ratu Kidul selama ini dikenal sebagai penguasa ghaib keraton Pantai Selatan dan Nyi Roro Kidul sebagai Ajudannya, maka Nyi Blorong dikenal sebagai salah satu petinggi di jajaran keraton
Segara Pantai Selatan yang memiliki kesaktian yang luar biasa. Karena kehebatannya itu pula. Nyi Blorong di anggap bisa memback-up sepenuhnya setiap keinginan manusia yang menjalin persekutuan ghaib dengannya.
Nyi Blorong yang di gambarkan sebagai sosok wanita dengan tubuh ular itu di percaya dapat mendatangkan kekayaan bagi orang yang mengajaknya bersekutu. Dengan melakukan persekutuan tersebut , setiap kali Nyi Blorong datang akan meninggalkan keping-keping emas di tempat dia menemui orang yang menjalin hubungan dengannya.
Emas yang ditinggalkan oleh Nyi Blorong sengaja diberikan kepada orang yang menghamba kepadanya itu sebenarnya merupakan sisik-sisik tubuh Nyi Blorong sendiri. Sisik-sisik tersebut akan terus mengalami perubahan setiap kali menerima persembahan sesaji dari orang yang mengajaknya bersekutu. Sisik-sisik yang ditinggalkan itu akan berubah menjadi emas murni.
Tampilan Nyi Blorong yang nampak sebagai seorang ratu dengan kebaya tradisional yang sangat memikat itu sebenarnya merupakan perwujudan kamulfase dari sosok Nyi Blorong yang sebenarnya. Karena kesaktiannya, dia bisa nampak seperti itu. Sebenarnya, kain panjang sulaman benang emas yang dikenakannya itu adalah wujud dari tubuhnya bagian bawah yang berupa ular raksasa.
Untuk menyokong penampilan di depan para pemujanya, agar selalu tampil anggun, cantik, dan berwibawa, Nyi Blorong selalu mensyaratkan kepada orang yang mempersekutukannya agar melakukan rirual 'cawis sesaji'. Ritual tersebut umumnya berlangsung pada malam-malam purnama.
Konon, pada saat malam purnama penuh Nyi Blorong akan tampak semakin cantik, dan tuah kesaktiannya berpendar sempurna. Tuah kesaktian itu sendiri, akan mendukung penampilan kecantikannya. Namun, ketika bulan purnama mulai surut, dia akan segera nampak dengan perwujudan aslinya.
Yakni siluman dengan kepala mirip manusia dengan tubuh bagian bawah berupa ular raksasa. Seperti yang pernah dipamerkan pada Pameran tahun 2010, wujud Nyi Blorong sebagai Jenglot.
Sudah barang pasti banyak syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menjalin persekutuan dengan Nyi Blorong dan mendapatkan sisik-sisik emas dari tubuhnya. Yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan ritual 'mbucal badan' (berpuasa dan bersemedi) di wilayah pantai laut selatan selama empat puluh hari empat puluh malam. Ritual ini sangat menentukan berhasil tidaknya persekutuan. Sebab, pada ritual inilah Nyi Blorong akan muncul dan memberikan syarat-syarat khusus kepada yang menginginkan persekutuan.
Bila syarat-syarat khusus, yang umumnya berupa penampakan wilayah ghaib keraton Laut Selatan dan Nyi Blorong dalam mimpi sudah didapatkan, maka ritual lanjutan berupa larung sesaji di wilayah laut selatan barubisa dilaksanakan. Sesaji pokok yang harus dilarung, biasanya berupa dua sisir pisang raja, kinang, sekar abon-abon, jajan pasar lengkap, dan beragam tanaman ubi-ubian atau yang biasanya disebut 'pala kepandhem'. Sedangkan barang-barang yang harus dilurung untuk dipersembahkan kepala keraton ghaib Laut Selatan dan Nyi Blorong harus dibagi dua masing-masing diletakkan dalam sebuah wadah yang terbuat dari kuningan.
Pada wadah yang pertama disertakan kain panjang bermotif cinde ijem, cinde abrit, sinjang limar, dan kain penutup dada bermotif solog, gadhung mlathi, gadhung, udorogo, jingga, bangun tulak, serta tikar pasir yang ditutupi mori. Selain itu juga harus disertakan minyak wangi, dupa ratus, dan uang rogam ratusan.
Sedangkan pada wadah yang ke dua di isi dengan kain panjang bermotif poleng, teluh watu, kain penutup dada bermotif dringin, songer pandhan benethot, podhang ngisep sari, bangun tulak, minyak wangi, serta dupa ratus, dan uang rogam seratus rupiah.
Ritual labuhan barang dan sesaji ini tidak hanya dilakukan sekali, melainkan harus dilaksanakan secara rutin setiap tahun pada tangal dan waktu yang sama dengan ritual larungan yang pertama kali diadakan.
Selain ritual yang diatas, Nyi Blorong juga menerapkan syarat yang sangat berat bagi orang yang menjalin persekutuan ghaib dengannya. yaitu mereka yang bersekutu dengan Nyi Blorong sama dengan melakukan kontrak 'mati' dengannya. Sebab saat ajal menjemput, arwah orang tadi akan menjadi bagian dari penghuni keraton ghaib Laut Selatan. Dia akan menjadi abdi dalem dan untuk selamanya di sana. Selain itu, dalam jangka waktu tertentu, Nyi Blorong juga akan meminta tumbal nyawa untuk penambahan prajuritnya.
Tumbal jiwa ini pula yang ikut memberi andil dalam meremajakan kulit ular Nyi Blorong. Sehingga, semakin banyak tumbal yang dipersembahkan maka akan semakin banyak keping-keping emas yang akan diterima dari Nyi Blorong. Oleh karena itu, tumbal nyawa ini tidak hanya berfungsi sebagai penambahan prajuritnya, tetapi juga sebagai penunjang kecantikan dan kesaktian Nyi Blorong. Sementara disisi lain, tumbal nyawa manusia ini akan digunakan sebagai sarana pemuas nafsu Nyi Blorong.
Nyi Blorong memiliki nafsu seksual yang luar biasa. Dan untuk memuaskan hasratnya, tumbal-tumbal itu akan dijadikan semacam budak pemuas nafsunya. Dengan terpenuhi hasratnya, kecantikannya akan senantiasa terpelihara. Tidak hanya itu saja, biasanya si pencari pesugihan juga harus melayani Nyi Blorong pada saat-saat tertentu sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan sisik emasnya. Dan bersebadan dengan Nyi Blorong tidak jauh sama seperti menyerahkan hidup kepadanya. Sebab dia juga menyedot energi kejiwaan untuk menggantikan sisiknya yang terlepas.
Tentunya kita berpikir secara sehat, harta memang raja tapi bukan segalanya. Memang dengan harta kita bisa mewujudkan segalanya.. Tapi kebahagiaan sejati diukur dari sampai dimana kita puas dan bersyukur bukan dari melimpahnya harta. Hanya kepada Allah SWT Yang Maha Segalanya kita meminta... Amien.
Posting Komentar
Posting Komentar