-->

Beberapa Contoh Pantun Berkait

Secara sederhana, pantun bisa diartikan sebagai sajak lama yang diikat beberapa pakem kuat atau rambu-rambu. Jika aturan tersebut dilanggar, maka status "pantun" sederet kalimat tersebut patut dipertanyakan. Adapun hal yang penting diperhatikan dalam pantun adalah jumlah suku kata, jumlah bait, jumlah larik, konsonan pada akhiran kata tiap penutup dan masih banyak lagi lainnya. Aturan inilah kemudian yang menjadikan varian pantun beragam. Jika didasarkan pada jumlah larik dan bait, maka dikenal setidaknya 4 jenis pantun. Salah satunya (dan yang akan kami bahan pada kesempatan ini) adalah pantun berkait. Sama seperti namanya, patun berkait ini adalah jenis pantun yang disusun secara berangkai dimana bait pertama memiliki hubungan yang jelas dengan bait berikutnya hingga bait penutup. Pantun berangkai ini merupakan jenis pantun yang memiliki bait (biasanya) lebih dari dua. Untuk lebih memahami, silahkan simak beberapa contoh pantun berkait yang kami kutip dari berbagai sumber ini.


Pantun Berkait Tema Percintaan

Jalan jalan ke cianjur
Di cianjur ketemu mumu
Kalau boleh aku jujur
Aku masih sayang pada mu

Di cianjur ketemu mumu
Setiba ketemu mumu sudah tak kukuh
Aku masih sayang pada mu
Tapi mengapa kamu selingkuh

Setiba ketemu mumu sudah tak kukuh
Aku pergi jalan jalan kemaluku
Tapi mengapa kamu selingkuh
Dengan teman baik ku

Aku pergi jalan jalan kemaluku
Setiba di Maluku ketemu sintia
Dengan teman baik ku
Kamu katakana akan setia

Setiba di Maluku ketemu sintia
Si sintuia lagi ngeliat konser gigi
Kamu katakan akan setia
Mengapa kamu selingkuh lagi
Si sintia lagi ngeliat konser gigi
Di konsr gigi ada orang belgia
Mengapa kamu selingkuh lagi
Tapi aku sangat bahagia

Di konser gigi ada orang belgia
Orang belgia suka jamu
Tapi aku sangat bahagia
Karena aku tau isi hati mu

Orangg belgia suka jamu
Anak muda suka bermain mata
Karena aku tau isi hati mu
Kamu suka bermain cinta

Anka muda suka bermain mata
Bermain mata sambil berdiri
Kamu suka bermain cinta
Tapi kamu gak mau intropeksi diri

Bermain mata sambil berdiri
Bermain cinta tanpa perasaan
Tapi kamu gak mau intropeksi diri
Karna kamu gak punya perasaan

Bermain cinta tanpa perasaan
Bermain api harus hati hati
karna kamu gak punya perasaan
mangkanya kamu banyak memainkan hati

bermain api harus hati hati
apinya di hidupkan oleh sinta
mangkanya kamu banyak memainkan hati
sehingga kamu banyak mendustai cinta

apinya di hidupkan oleh sinta
lilinnya di belikan oleh santi
sehingga kamu banyak mendustai cinta
sehingga banyak orang yang kamu buat patah hati

lilinnya di belikan oleh santi
si santi sambil cari jamu
sehingga banyak orang yang kamu buat patah hati
tapi aku masih merinduimu

si santi sambil cari jamu
cari jambu sambil makan roti ketawa
tapi aku masih merinduimu
terkadang aku sering tertawa

cari jambu sambil makan roti ketawa
aku teringat cerita dahulu
terkadang aku sering tertawa
karna aku teringat masa lalu

aku teringat cerita dahulu
sewaktu aku sering di nasehati
karna aku teringat masa lalu
karna kamu telah member warna di hati

sewaktu aku sering di nasehati
aku kabur kerumah si mumu
karna kamu telah memberi warna di hati
sehingga aku tak dapat melupakan mu


Pantun Berkait Bertema Budi
Pulau Pandang jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga,
Hancur badan dikandung tanah,
Budi yang baik dikenang juga.

Gunung Daik bercabang tiga,
Tampak jauh dari seberang,
Budi yang baik dikenang juga,
Khidmat bakti disanjung orang.

Tampak jauh dari seberang,
Tegak berdiri bagai raksasa,
Khidmat bakti disanjung orang,
Orang berbudi kita berbahasa.


  Pantun Berkait Tema Agama


Di atas pokok burung bersarang,
Burung terbang di ruang angkasa,
Dalam kita ada terlarang,
Jangan sekali membuat dosa.

Burung terbang di ruang angkasa,
Jatuh ke laut lalu tenggelam,
Jangan sekali membuat dosa,
Wahai umat beragama Islam.

Jatuh ke laut lalu tenggelam,
Sayap patah badan terbelah,
Wahai umat beragama Islam,
Tetapkan iman kepada Allah.



Sempitnya Hati

Beragam bunga terbit dari tangkainya
Harumnya bikin elus beta punya hati
Lelah ini jiwa sekadar untuk meraba
Cinta tak kunjunglah jua beta rasai

Harumnya bikin elus beta punya hati
Seakan takkan pernah tutup matanya
Cinta tak kunjunglah jua beta rasai
Hancur batin ditumbuk nestapa

Seakan takkan pernah tutup matanya
Terus tersenyum bunga tiada malu
Hancur batin ditumbuk nestapa
Kotor hati jadi langsung mengguru

Terus tersenyum bunga tiada malu
Karna memang di dunia itu tugasnya
Kotor hati jadi langsung mengguru
Beta jadi bingung mau jalan kemana

Karna memang di dunia itu tugasnya
Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Beta jadi bingung mau jalan kemana
Mampus beta punya hati dikoyak sepi

Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Bunga memang dikau itu pelipur lara
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Teguk sempitnya hari beta kawan derita

Pantun Berkait Tentang Pengabdian

Terus tersenyum bunga tiada malu
Karna memang di dunia itu tugasnya
Kotor hati jadi langsung mengguru
Beta jadi bingung mau jalan kemana

Harumnya bikin elus beta punya hati
Seakan takkan pernah tutup matanya
Cinta tak kunjunglah jua beta rasai
Hancur batin ditumbuk nestapa

Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Bunga memang dikau itu pelipur lara
Mampus beta punya hati dikoyak sepi
Teguk sempitnya hari beta kawan derita

Karna memang di dunia itu tugasnya
Siap kalau ada rasa orang mau berbagi
Beta jadi bingung mau jalan kemana
Mampus beta punya hati dikoyak sepi

Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan saya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Saya menjadi benang pengikat

Kalau tuan pergi ke Kelang
Saya hantar sampai ke Linggi
Kalau tuan menjadi helang
Saya menjadi kayu tinggi

Jikalau tuan mencari buah
Saya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Saya pun menjadi badan


Jika Anda cermat, maka dengan mudah Anda bisa mengidentifikasi keterkaitan di atara beberapa contoh pantun berkait di atas. Pada pantun pertama dengan tema percintaan, dengan jelas kisah yang dirangkai sama dan menceritakan subjek yang sama pula. Demikian halnya dengan contoh pantun berkait berikutnya. Hubungan terletak pada tema dan sudut bercerita yang sama. Jika belum paham, coba cermati sekali lagi conton pantun berkait di atas. Semoga membantu.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter