-->

Niti Sastra Sargah 9

Niti Sastra

Sargah 9

Smaradahana oo-/o-o/oo-/ooo/ooo/-o-/oo//

Niti Sastra Ayat 1
Kadi sang hyang indra sang amukti suka wibhawa bhoga wiryawān.
Sira sang wiweka guṇamanta paḍa-paḍa lawan hyang içwara.
Atiye wanātuha sudharma padanira bhaṭāra keçawa.
Ikanang wimūdha paçu tulya manahika mabhoga sanggama.
Orang yang hidupnya mewah, berkuasa, kaya lagi dhormati orang, sama dengan Betara Indera. Orang yang sangat berhati-hati dan sangat pandai, sama dengan Betara Iswara. Orang muda yang sikapnya sebagai orang tua dan saleh hatinya, sama dengan Betara Wisnu. Orang bodoh sama dengan binatang, yang dipikirkan hanya makan dan sanggama.

Niti Sastra Ayat 2
Kramaning dadi wwang ana ring bhuwana pahutanganta ring prajā.
Ri sirang munindra nguniweh sang atithi gamaneka sambaraman.
Athawā muwah swa-pita rahyang āmara rêna yogya kingkingên.
Panahurta ring pitara potraka luputakêning yamālaya.
Manusia di atas dunia ini mempunyai kewajiban terhadap sesamanya. Orang yang suci, apalagi tamu, wajib diperlakukan dengan hormat. Terlebih-lebih kewajiban kita terhadap orang tua, orang-orang suci dan dewa-dewa, harus selalu diingat. Sebagai anak kita berkewajiban melepaskan nenek-moyang kita dari tempat kediaman Betara Yama.


Niti Sastra Ayat 3
Kretu panca yajna gawayenta panahura hutangta ring widhi.
Sahuren n upadhyaya samasta hutang ira ri sang resicwara.
Wara gorawe sira sang abhyagata taman ayogya sambhraman.
Iti casaneng dumadi tan pale-paleha ri dharma sang wiku.
Lima macam kurban harus diberikan untuk menebus dosa terhadap Yang Maha Kuasa. Dosa kepada orang-orang suci harus ditebus dengan “upadhyaya”*). Kata-kata hormat harus digunakan kepada tamu yang tiada harus dijamu.

Niti Sastra Ayat 4
Yaca kirti karma kena denta tan elem-elemeka cighranen.
Gawajen tikang talaga tunggal amada magawe sumur satus.
Magawe ‘ki talaga satus wilang ika pada pinra sakrama.
Mapadeki labhaning aputra sawiji gunamanta sadhana.
Jasa dan nama baik harus dituntut dengan cepat; jangan sampai dipertangguhkan. Jasa orang yang membikin sebuah telaga sama dengan membikin seratus buah sumur. Jasa orang yang membikin seratus telaga sama dengan ............ (pinra sakrama). Ini sama dengan keuntungan seseorang yang mempunyai putera yang baik budinya sebagai alat untuk mencapai surga.
*)Upadhyaya, artinya : guru, disini artinya : sebangsa sarat buat jual-beli (keterangan Purbatjaraka).

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter