Primbon-arti.blogspot.com - Alkisah di suatu hari sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah gelas keramik yang cantik.
“Lihat gelas itu,”kata si nenek kepada suaminya.”Kau benar, inilah gelas keramik yang tercantik yang pernah aku lihat” ujar si kakek. Saat mereka mendekati gelas itu, tiba-tiba gelas yang dimaksud berbicara.
“Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi gelas yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputas. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “belum!” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi.
Tapi orang ini masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku kedalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum!” Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum.
Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia muulai mewarnai aku .Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak. Wanita itu berkata “belum!”. Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yan lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.
Setelah puas “menyiksaku”, kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkanku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya karena dihadapanku berdiri sebuah gelas keramik yang begitu cantik. Semuua kesakitan dan penderitaanku yang kulalui menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemulian-Nya “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai pencobaan, sebab kita tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan.
Toh, jangan pernah menyerah mengarungi kerasnya hidup ini dan tak ada milyarder di dunia ini sukses tanpa jerih payah, mereka silih berganti menghadapi ombak besar, angin kencang. Selamat berjuang...!
Artikel tanpa sumber dan foto : dornob.com
Posting Komentar
Posting Komentar