Jangan menjadi ayahnya Lu Bu. Ayah kandungnya mati muda, 2 ayah angkatnya, Ding Yuan dan Dong Zhuo tewas di tangannya sendiri.
Jangan ikut menjadi prajurit Zhang Fei. Zhang Fei punya kebiasaan buruk setelah mabuk minum arak. Ia terbiasa marah2 dan mencambuki prajuritnya setelah mabuk. Suatu waktu, ia pura2 mabuk untuk membohongi musuhnya, pura2 minum arak, pura2 mabuk namun benaran memukul prajuritnya.
Jangan dinikahi Liu Bei. Liu Bei pernah berucap, “Saudara bagaikan tangan dan kaki, isri hanyalah sepotong baju.” 2 istrinya, Nona Mi dan Nona Sun sama2 tewas di dalam air, Mi tewas di dalam sumur dan Sun tewas di dalam sungai.
Jangan menikahi putri dari Menteri Qiao. Suami dari putri2nya punya nasib mati muda. Sun Ce, suami Da Qiao tutup usia pada umur 26 tahun. Zhou Yu, suami Xiao Qiao lebih baik nasibnya, masih bertahan sampai umur 36 tahun.
Jangan menjadi dokternya Cao Cao. Dua dokter Cao Cao, Ji Ping dan Hua Tuo sama2 bernasib tragis tewas di tangan Cao Cao sendiri.
Jangan menjadi pelayannya Cao Cao. Kalau mau jadi pelayan, jangan pernah menjadi pelayan Cao Cao. Cao Cao punya hobby membunuh orang dalam mimpi. Sesekali ia akan membunuh pelayan di kamar tidurnya dalam mimpi berjalannya.
Jangan menjadi partner Wei Yan. Bila berhasil, ia yang akan berjasa. Bila gagal, partnernya yang harus bertanggung jawab. Chen Shi yang dipenggal Zhuge Liang adalah contoh terbaik.
Jangan coba2 terpikat pada Diao Chan. Diao Chan, 1 dari 4 wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok (Sida Meiren) memang cantik dan memikat. Namun cuma dapat dinikmati dari jauh. Dua orang yang terlibat asmara dengannya mati mengenaskan. Lu Bu mati tercekik dan Dong Zhuo malah dipenggal lalu lemaknya digunakan untuk menyalakan api tiga hari tiga malam.
Jangan coba menangkap Meng Huo. Menangkap musuh memang jasa besar. Namun jangan coba menangkap Meng Huo karena ditangkap 1 kali belum cukup. Harus dilepas dan ditangkap enam kali lagi. Bila gak merasa capek? Silahkan.
Jangan meminjamkan barang kepada Liu Bei. Peribahasa terkenal, “Liu Bei meminjam Jingzhou, ada meminjam tiada kembali.”
Rinto Jiang
Posting Komentar
Posting Komentar