Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief membantah prediksi yang menyebut Jakarta akan tenggelam pada 27 Januari 2013 akibat curah hujan yang tinggi dan luapan air rob dari laut. Menurut Andi, Jakarta hanya tergenang, bukan tenggelam.
"Perlu  dibedakan arti tergenang dan terbenam. Daerah yang akan  tergenang,  sekali lagi, tergenang, bukan tenggelam, adalah daerah di  bagian utara  Jakarta yang mengalami penurunan tanah atau land subsidence  dengan elevasi 1 sampai 2 meter dpl  (di atas permukaan laut)," kata Andi  Arief dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, di Jakarta, Kamis (24/1/2014).
Sebelumnya,  prediksi Jakarta akan tenggelam disampaikan pengamat lingkungan alam  dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali. Menurut Firdaus, pada tanggal  27 Januari, air yang melimpah di daratan tidak bisa masuk ke laut karena  hari itu bertepatan dengan gerhana bulan yang memicu rob.
Sementara  itu, Andi menegaskan, daerah Ibu Kota dengan ketinggian tanah lebih  dari 5 meter dpl tidak akan terpengaruh oleh efek air sungai yang  berbalik akibat air pasang. Menurutnya, air tetap akan selalu mengalir  ke tempat yang lebih rendah, yaitu utara Jakarta. Dalam satu hari, kata  dia, di teluk Jakarta ada air pasang selama 12 jam dan air surut selama  12 jam.
"Apabila air luapan dari hulu sungai terhalang oleh air  pasang selama 12 jam, setelah 12 jam, air akan surut dan mengalirkan air  luapan dari hulu," tuturnya.
Menurut Andi, antisipasi prediksi  banjir adalah bekerja keras membersihkan saluran air. Hal itu,  terangnya, untuk mengurangi besarnya luapan curah hujan yang kemungkinan  masih akan terjadi di akhir Januari hingga awal Februari. Menurutnya,  warga yang tinggal di sekitar Kanal Banjir Barat atau Cengkareng Drain  dapat berperan aktif dengan membantu Dinas Pekerjaan Umum menyampaikan  perubahan yang terjadi pada turap beton dinding Kanal.
"Penurunan atau kerusakan turap akan menyebabkan runtuhnya kanal breaching dan menyebabkan banjir di permukiman. Mari kita hadapi semua ini dengan  empati, solidaritas, dan gotong royong," pungkasnya. 
Sumber: Kompas.com


Posting Komentar
Posting Komentar