Babad Bali Keturunan Mpu Prateka
Adapun Mpu Prateka putra dari Bhatara Mpu Gnijaya, kawin dengan putrinya Mpu Pasuruan. Dari perkawinannya ini, Mpu Prateka berputra seorang anak laki – laki dan sesudah podgala bergelar Mpu Pratekayajnya kawin dengan Ni Dewi Ratna Sumeru, lalu beliau pindah ke Pasuruan. Dan dari perkawinan ini menurunkan tiga orang putra laki – perempuan diantaranya
- Pang Prateka,
- Ni Ayu Kamareka, dan
- Ni Ayu Swarareka. Dari Pasuruan lau mereka pindah ke Bali.
Kemudian sang Prateka kawin dengan Ni Ayu Wirarunting, lalu menurunkan seorang putra bernama De Pasek Lurah Kubakal di Banjar Kubakal, Desa Pempatan, Karangasem. Pada hari Seni Umanis, Wara Sungsang sasih Karo, saka 1257 oleh Raja Bali Sri Gajah Waktra alias Sri Gajah Wahana De Pasek Lurah Kubakal diangkat Amancabhumi di Desa Kubakal, Karangasem, dan menguasai daerah Kubakal dan Bangli.
Selanjutnya De Pasek Lurah Kubakal berputra tujuh orang laki – laki yaitu
- Pasek Prateka di Banjar Tengah, Desa Rendang.
- Pasek Prateka di Banjar Belatung, Desa Menaga, kemudian pudgala menjadi Dukuh bergelar Ki Dukuh Belatungan.
- Pasek Prateka di Banjar Segahkelod, Desa Nongah Karangasem.
- Pasek Prateka di Banjar Karang Suwungkelod, Desa Peninjoan, Bangli.
- Pasek Prateka di Banjar Bungbud, Desa Bungbud.
- Pasek Prateka di Banjar Gamongan, Desa Tiyingtali, Karangasem, lalu mepudgala menjadi Dukuh bergelar Ki Dukuh Gamongan.
- Pasek Prateka di Banjar Pekandelan Danginmargi, Desa Akah, Klungkung
Adapun Ki Dukuh Belatung berputra seorang perempuan bernama Ni Luh Pasek Prateka alias Ni Luh Pasek Warsiki. Dia dikawini oleh Manik Angkeran putra Mpu Sidhi Mantra. Manik Angkera selaku pemangku di Pura Besakih, pada suatu hari datang ke pedukuhan Ki Dukuh Belatung yang sangat asri, sulit mencari bandingannya. Begitu manik Angkeran tiba, lalu Ki Dukuh Belatung menancapkan alat penyiang dan duduk di atasnya. Kemudian Ki Dukuh Belatung duduk diatas daun keladi. Kedua peristiwa ini dapat dilaksanakan dengan baik, karena Ki Dukuh Belatung memang sangat sakti. Dan disana Ki Dukuh Bertanya kepada Manik Angkeran yang belum dikenal, dari mana asalnya dan siapa namanya. Maka dijawab oleh Manik Angkeran, ia adalah putra seorang Brahmana yang mandul dari Majapahit.
Mendengar pengakuan itu, Ki Dukuh Belatung menjadi bingung dan bertanya didalam hatinya mengapa orang mandul mempunyai anak. Selanjutnya Manik Angkeran bertanya, hutan ini dirabas untuk apa. Dijawab oleh Ki Dukuh Belatung bahwa hutan ini dirabas kemudian akan ditanami padi gaga. Manik angkeran bertanya lagi, kalau demikian rontokan kayu ini akan diapakan, dan dijawab oleh Ki Dukuh Belatung akan dibakar. Oleh Manik Angkeran lagi ditanyakan apa yang akan dipakai membakarnya. Dan dijawab oleh Ki Dukuh Belatung tentu saja api yang dipakai membakarnya. Lalu Manik Angkeran berkata, bahwa untuk membakar reruntuhan daun kayu hutan ini cukup dipakai air kencingnya saja. Tentu saja Ki Dukuh Belatung menjadi sangat terkejut mendengar perkataan itu. Disana Ki Dukuh Belatung berjanji, “ apabila reruntuhan daun kayu dan hutan ini terbakar karena kencing saudara, maka rakyat saya di Banjar Tengenan dan Batusena, saya akan serahkan kepada saudara Bekasih. Begitu juga anak saya yang perempuan akan saya serahkan kepada saudara, supaya mereka menjadi rakyat saudara. “
Sesuai dengan kesepakatan antara Ki Dukuh Belatung dengan Manik Angkeran, ditentukan hari untuk membakar reruntuhan daun kayu dan rumput tersebut. Maka seluruh rakyat di wilayah kekuasaan Ki Dukuh begitu pula anaknya Ki Dukuh bersama – sama datang ke tempat itu. Di sana Manik Angkeran atas kekuatan batinnya lalu membakar dengan air kencingnya. Tak berapa lama, api berkobar sangat besar. Lalu disana Ki Dukuh Belatung menceburkan diri dan seketika moksha kembali ke alam baka. Beliau meninggalkan seorang anak yakni Ni Luh Pasek Prateka alias Ni Luh Pasek Warsiski dan rakyatnya. Kemudian Ni Luh Pasek Prateka dikawini oleh Manik Angkeran, dan dari perkawinannya ini melahirkan seorang anak laki – laki, bernama Banyak wide.
Selanjutnya Banyakwide menurunkan tiga orang anak laki – laki, yang bernama:
- Arya Adhikara alias Ranggalawe,
- Arya Kuda Panolih alias Arya Kuda Pengasih, dan
- Arya Pinatih.
Sedangkan Tulusayu lalu menurunkan seorang anak bernama Ida Penataran. Ida Penataran mempunyai satu saudara tiri bernama Ida Tonjiwa. Sedangkan Ida Penataran seterusnya menurunkan Arya Sidemen.
Dengan demikian Ki Dukuh Belatung tidak lagi mempunyai keturunan, dan kemudian yang menjadi ahli warisannya adalah Made Prateka Watuwisesa yaitu putra kedua dari Mpu Gamongan di Banjar Gamongan, Desa Tiyingtali, Karangasem. Sesudah menjadi ahli waris Ki Dukuh Belatung Made Prateka dari Banjar Gamongan desa Tiyingtali pindah ke Watuwisesa. Sebab itulah ia lalu disebut Made Pasek Prateka Watuwisesa atau Made Prateka Watuwisesa.
Adapun Ki Dukuh Gamongan di Banjar Gamongan, Desa Tiyingtali menurunkan:
- Pasek Prateka di Banjar Gamongan, desa Tiyingtali, Karangasem. Sesudah pudgala, ia bergelar Ki Dukuh Gamongan Sakti, dan
- Made Prateka, kemudian menjadi ahli waris dari Ki Dukuh Belatung di Watuwisesa. Sebab itu ia disebut Made Pasek Prateka Watuwisesa.
Kemudian Made Pasek Prateka Watuwisesa menurunkan dua orang anak laki – laki, yakni:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Suwakan, Desa menanga, Karangasem, dan
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Pangkungprabhu, Desa delodpeken, tabanan.
Selanjutnya Pasek Dukuh Sakti Di banjar Suwakan, Desa Menanga menurunkan dua orang anak laki – laki, yaitu:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kajanan, Desa Ngis, Daerah Karangasem, dan
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kaja, Desa Bangbang, Desa Bangli.
Di samping itu Ki Dukuh Sakti di Banjar Suwukan, Desa Managa juga menurunkan Pasek Prateka. Sesudah pudgala ia bergelar Ki Dukuh Bhujangga Sakti di Pucangsari, Daerah Karangasem. Selanjutnya Ki Dukuh Sakti di Banjar Pucangsari menurunkan Ki Dukuh Murthi, yang seterusnya menurunkan Pasek Prateka di Banjar Pucangsari dan di beberapa desa lainnya.
Kemudian Pasek Dukuh Sakti di Banjar Pungkung prabhu, Desa Delod peken menurunkan tujuh orang anak laki – laki, yaitu:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kaja, Desa Dukuh,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Puseh, Desa Bongan,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Pungkunganyar, Desa Delodpeken, Tabanan,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Sobangantengah, Desa Sembung,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Jempayah, Desa Mengwitani, Badung,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Badung, Desa Pandak, dan
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Gunung, Desa Penebel, daerah Tabanan.
Kemudian Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kaja, Desa Kukuh menurunkan anak laki – laki, masing – masing bernama:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Balangmiyik, Desa Kukuh,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kawan, Desa Kukuh,
- Pasek Dukuh Sakti Prasada di Banjar Kangin, Desa Kukuh,
- Pasek Dukuh Sakti Pancadharma di Banjar Kawan, Desa Kukuh,
- Pasek Dukuh Sakti Maspahit di Banjar Kangin, Desa Kukuh,
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kelodkawuh,
- Pasek Dukuh Sakti Gaduh di Banjar Kawan, Desa Kukuh, Daerah Tabanan.
Seterusnya Pasek Dukuh Sakti Gaduh di Banjar Kawan, Desa Kukuh menurunkan tiga orang anak laki – laki:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Baler Baleagung, Negara, Daerah Jembrana
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kelod, Desa buahan, Daerah Tabanan dan
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Kelod, Desa Bondalem, daerah Buleleng.
Sedangkan Dukuh Sakti di Banjar Kanginan, Desa Kukuh lalu menurunkan dua orang anak laki – laki, masing – masing bernama:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Dajanurung, Desa Kekeran, Buleleng
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Sega, Desa Pupuan, Daerah Tabanan.
Selanjutnya Pasek Dukuh Sakti di banjar Puseh, Desa Bongan menurunkan dua orang anak laki – laki, yaitu
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Delodmargi, Desa Kukuh dan
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Temukuaya, Desa Tangguntiti, Tabanan,
kemudian Pasek Dukuh Sakti di Banjar Pangkunganyar Sakenahbelodan, Desa Delodpeken menurunkan tiga orang anak laki – laki:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Pemenang, Desa Banjaranyar
- Pasek Dukuh Sakti, Desa Banjaranyar
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Bengkel, Desa Timpag, Tabanan.
Kemudian Pasek Dukuh Sakti di Banjar Bengkel, Desa Timpag, Tabanan, menurunkan seorang anak laki – laki bernama Pasek Dukuh Sakti di Banjar Carik, Desa Gadung, Tabanan.
Sedangkan Pasek Dukuh Sakti di Banjar Jempayah, Desa Mengwitani, Badung, menurunkan seorang anak laki – laki bernama Pasek Dukuh Sakti di Banjar Juntal, Desa Kaba – kaba, Tabanan.
Seterusnya Pasek Dukuh Sakti di Banjar Pandakbadung, Desa Pandak, Tabanan, menurunkan dua anak laki – laki, masing – masing bernama:
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Mundukwulan, Desa Tangguntiti, Daerah Tabanan
- Pasek Dukuh Sakti di Banjar Ngoneng, Desa Mendoyo, Daerah jembrana.
Adapun Pasek Prateka di Banjar Segahkelod, Desa Nongan, Daerah Karangasem, menurunkan enam anak laki – laki. Yang bernama:
- Pasek Prateka di Banjar Manikaji, Desa Paninjoan, Bangli
- Pasek Prateka di Banjar Tanahlengis, Desa Ababi. Karangasem.
- Pasek Prateka di Banjar Ngis, Desa Tista, Karangasem.
- Pasek Prateka di Banjar Carutcut, Desa Ban, Karangasem.
- Pasek Prateka di Banjar Tengah, Desa Bebandem, Karangasem,
- Pasek di Banjar Serangan, Desa Badung.
Selanjutnya Pasek Prateka di Banjar dan Desa Serangan, Badung, menurunkan seorang anak laki – laki yakni Pasek Prateka di Banjar Pangkunganyar, Desa Delodpeken. Ia juga disebut Pasek Nongan, Daerah Tabanan.
Seterusnya Pasek Prateka di Banjar Tanahlegis, Desa Ababi menurunkan tiga anak laki – laki, masing – masing bernama:
- Pasek Prateka di Banjar Pulasarikawan, Desa Peninjoan, Bangli,
- Pasek Prateka di Banjar Buhukangin, Desa Pidpid,
- Pasek Prateka di Banjar Buhukawan, Desa Pidpid, Karangasem.
Sedangkan Pasek Prateka di Banjar Carutcut, Desa Ban lalu menurunkan:
- Pasek Prateka di Banjar Maospahit, Desa Keramas, Gianyar, dan
- Pasek Prateka di Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Karangasem.
Seterusnya Pasek Prateka di Banjar Yehkori, Desa Jungutan menurunkan dua orang anak laki – laki, yaitu
- Pasek Prateka di Banjar Sangkungan, Desa Tangkup,
- Pasek Prateka di Banjar Belulang, Desa Sangkangunung, Karangasem.
Pasek Prateka di Banjar Belulang, Desa Sangkan gunung menurunkan seorang anak laki –laki bernama Pasek Prateka di Banjar Delodyeh Kangin, Desa Talibeng, Karangasem.
Adapun Ki Dukuh Gamongan Sakti menurunkan:
- Pasek Dukuh di Banjar Baktabia, Desa Menanga, Karangasem,
- Pasek Dukuh Taman di Banjar Tamansari, Desa Padangbulia, Buleleng, dan
- Pasek Dukuh di Sesadan, Tabanan. Disana Pasek Dukuh melakukan upacara dwijati menjadi Dukuh bergelar Ki Dukuh Sesadan. Kemudian keturunan Ki Dukuh Sesadan pindah ke Kocing.
Seterusnya dari Kocing, Ki Dukuh Sesadan pindah ke Dangincarik, Tabanan, disebut Pasek Dukuh, dan saudaranya ada pindah ke Banjar Pemenang Desa Banjaranyar, Tabanan.
Lama – kelamaan Pasek Dukuh di Banjar Pemenang, Desa Banjaranyar, Tabanan, menurunkan:
- Pasek Dukuh di Banjar Sema, Desa Petemon, Buleleng,
- Pasek Dukuh di Banjar Telengisan, Kerambitan, Tabanan,
- Pasek Dukuh di Desa Pengembungan, Marga, Tabanan.
Selanjutnya Pasek Dukuh di Banjar Pengembungan, Desa Pengembungan, Marga, Tabanan, menurunkan:
- Pasek Dukuh di Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Badung, dan
- Pasek Dukuh di beberapa desa lainnnya.
Selanjutnya Pasek Prateka di Banjar Batusesa, Desa Menanga, menurunkan tiga orang anak laki – laki, yaitu:
- Pasek Prateka di Banjar Langsat, Desa Rendang,
- Pasek Prateka di Banjar Bukitkaja, Desa Tumbu, dan
- Pasek Prateka di Banjar Abiantiying, desa Jungutan, Karangasem.
Seterusnya Pasek Prateka di Banjar Bukitabia, Desa Menanga menurunkan dua anak laki – laki, masing – masing bernama:
- Pasek Dukuh di Banjar Benakasabetenan, Desa Muncan, dan
- Pasek Dukuh di Banjar Guminten, Desa Sidemen, Karangasem.
Sedangkan Pasek Prateka di Banjar Abiantiying, Desa Jangutan lalu menurunkan seorang anak laki – laki bernama Pasek Prateka di Banjar Pakudansin, Desa Muncan, Karangasem.
Adapun Pasek Prateka di Banjar Pekandelan Danginmargi, Desa Akah menurunkan lima orang anak laki – laki, yaitu yang tertua bernama:
- Pasek Prateka di Banjar Tengahkelod Desa Tegak, Klungkung,
- Pasek Prateka di Banjar Baru, Desa Tunjung, Buleleng,
- Pasek Prateka di Banjar Pasek Batuyang, Desa Batubulan, Gianyar,
- Pasek Prateka di Banjar Tegalinggih, Desa Tumbu, Karangasem, dan
- Pasek Prateka di Banjar Bea, Desa Keramas, Gianyar
Kemudian Pasek Prateka di banjar Tengahkelod, Desa Tegak menurunkan tujuh orang anak laki – laki, masing – masing bernama:
- Pasek Prateka di Banjar Bucu, Desa Nongan, Karangasem,
- Pasek Prateka di Banjar Kembengan, Desa Tulikup, Gianyar,
- Pasek Prateka di Banjar Tabanan
- Pasek Prateka Desa Caubelayu, Tabanan,
- Pasek Prateka di Banjar Danginpura, Desa Panji, Buleleng,
- Pasek Prateka di Banjar Payungan, Desa selat, Klungkung, dan
- Pasek Prateka di Banjar Kubuanyar, Desa Tukadmunggu, Buleleng.
Selanjutnya Pasek Prateka di Banjar Bucu, Desa Nongan menurunkan tiga anak laki – laki masing – masing bernama:
- Pasek Prateka di Banjar Umasarikawuh, Desa Selat,
- Pasek Prateka di banjar Pukundasih, Desa Muncam, dan
- Pasek Prateka di Banjar Papung, Desa Bungaya, Karangasem.
Kemudian Pasek Prateka di Banjar Caubelayu, Desa Caubelayu, menurunkan dua orang anak laki – laki, yaitu:
- Pasek Prateka di Banjar Ancut, Desa Rianggde, Tabanan, dan
- Pasek Prateka di Banjar Kanginan Desa Senganan, Tabanan.
Sedangkan Pasek Prateka di Banjar Kelod, Desa Silamadeg menurunkan seorang anak laki –laki bernama Pasek Prateka di Banjar Rate Desa Bubunan, Buleleng, dan seterusnya Pasek Prateka di Banjar Rate, Desa Bubunan menurunkan seorang anak laki – laki yaitu Pasek Prateka di banjar Tinga – tinga, Desa Tinga – tinga, Buleleng.
Kemudian Pasek Prateka di Banjar Danginpura, Desa Panji menurunkan seorang anak laki – laki bernama Pasek Prateka di Banjar Lebahmantung, Desa Pangkungparuk, Buleleng. Selanjutnya Pasek Prateka di Banjar Payungan, Desa Selat menurunkan empat anak laki – laki, masing – masing bernama Pasek Prateka di Banjar Tabu, Desa Tangkub, Pasek Prateka di Banjar Pakudansih Desa Muncam, Pasek Prateka di Banjar Anyar, Desa Tangkup, dan Pasek Prateka di Banjar Kelod, Desa Tangkup, Karangasem.
Seterusnya Pasek Prateka di Banjar Baru, Desa Tanjung menurunkan tiga anak laki – laki, yaitu Pasek di Banjar Setradagang, Desa Pangkungparuk, Pasek Prateka di Banjar Tegalega, Desa Kalisada, dan Pasek Prateka di banjar Bubunan, Desa Bubunan, Buleleng.
Selanjutnya Pasek Prateka di Banjar Bubunan, Desa Bubunan menurunkan seorang anak laki – laki yakni Pasek Prateka di Banjar Setradagang, Desa Pangkungparuk, Buleleng.
Sedangkan Pasek Prateka di Banjar Batuyang, Desa Batubulan lalu menurunkan seorang anak laki – laki di Banjar Dawuhjalan, Desa Kekeran, Buleleng.
Seterusnya Pasek Prateka di Banjar Bea, Desa Keramas menurunkan seorang anak laki – laki bernama Pasek Prateka di Banjar Kawan, Desa Bakas, Klungkung, dan Pasek Prateka di Banjar Tamansari, Desa Padangbulia menurunkan Pasek Prateka di Desa Pancasari, Buleleng.
Demikianlah keturunan Mpu Prateka yang mempergunakan jati diri berbeda seperti misalnya Pasek Prateka, Pasek Dukuh Sakti, Pasek Kubakal, Pasek Nongan, Pasek Rendang, dan lain – lainnya.
Posting Komentar
Posting Komentar