-->

SEBAIK-BAIK MAJELIS, SEBAIK-BAIK PENYEMBELIHAN HEWAN

SEBAIK-BAIK MAJELIS dan  SEBAIK-BAIK PENYEMBELIHAN HEWAN

SEBAIK-BAIK MAJELIS

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik majelis adalah majelis yang paling lapang.”
( HR. Abu Dawud )

SEBAIK-BAIK PENYEMBELIHAN HEWAN

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kalian untuk berbuat baik dalam segala hal.
Oleh karena itu kalau kamu membunuh, maka membunuhlah dengan sebaik-baiknya.
Apabila menyembelih, maka sembelihlah dengan sebaik-baiknya.
Hendaklah menajamkan pisau dan hendaklah menenangkan hewan sembelihan.”
( HR. Muslim )

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mempermudah kita dalam kebaikan, senantiasa mempermudah kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, dalam beribadah pada Allah (berakhlak baik kepada Allah), dan dalam berakhlak baik terhadap sesama manusia dan apa yang ada di alam semesta.
Semoga Allah senantiasa mempermudah jalan kita menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, Aamiin….

Do’a Kebaikan Dunia dan Akhirat :

Robbanaa aatinaa fiid-dunyaa hasanah ( Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia )
wa fiil akhiroti hasanah ( dan kebaikan di akhirat )
wa qinaa ‘adzaban-nar ( dan lindungilah kami dari adzab neraka )
( QS. Al-Baqarah (2) : 201 )

Do’a memohon akhlak yang baik :

Allohumma ahsanta kholqii ( Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menciptakanku dengan baik )
fa ahsin khuluqii ( maka perbaiki pula akhlakku )
( HR. Ahmad, derajat hadits : shahih )

Dzikir sesudah sholat fardhu :

Allohumma a’innii ‘alaa dzikrika ( Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir (mengingat) kepada-MU )
wa syukrika ( dan bersyukur kepada-MU )
wa husni ‘ibaadatik ( dan beribadah dengan baik kepada-MU )
( HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ahmad, Al-Hakim, derajat hadits : shahih )
Manakah hadits yang lebih baik..??
Sebaik baik hadits adalah yang shahih.

* Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, derajat hadits-nya shahih, sehingga tanpa perlu disebutkan derajatnya sudah dipahami bahwa derajat hadits tersebut shahih, hadits-hadits yang diriwayatkan mereka diakui ke-shahih-annya, karena telah diseleksi dan diteliti dengan sangat ketat (seleksi dan penelitian dari : jalan periwayatan (sanad), orang-orang yang meriwayatkan, muatan hadits )

Secara garis besar derajat hadits :
1. Shahih : tidak diragukan kebenarannya
2. Hasan/baik : mendekati shahih, ada sedikit kelemahan, dari faktor-faktor yang diteliti
3. Dho’if/lemah : lemah, banyak kelemahan dari berbagai faktor
4. Ma’udhu/palsu : hadits yang terbukti palsu ( bukan perkataan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam )

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.”
( HR. Muslim )

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter