Aban bin Abdullah al-Bajali menuturkan pengalamannya. Suatu hari ada tetanggaku yang meninggal dunia. Aku segera datang ke rumah duka. Bersama-sama dengan beberapa orang aku turut memandikan jenazah itu, menyalatkannya, dan juga mengantarkannya ke makam.
Sewaktu jenazah hendak dimasukkan ke liang lahat, aku melihat bahwa di dalam liang lahat itu ada seekor binatang yang bentuknya mirip kucing. Binatang itu segera dihalau. Meskipun berkali-kali binatang itu dihalau, namun ia tidak juga beranjak keluar dari tempatnya. Bahkan, binatang itu dipukul dengan cangkul, tetapi tidak sedikit pun ia bergerak dari tempat itu. Terpaksalah kami mencari tempat lain dan menggali liang kubur baru.
Di tempat baru, tanahnya pun segera digali. Setelah liang kubur itu selesai, jenazah siap dimasukkan ke dalamnya. Pada saat jenazah telah berada di mulut lubang kubur dan siap untuk diturunkan, maka binatang yang mirip kucing tadi yang berada di liang kubur pertama sekonyong-konyong melompat ke dalam liang kubur baru tersebut. Karena, memang sudah tidak dapat dielakkan, maka terpaksa diambil keputusan untuk menguburkan jenazah dengan binatng tersebut sekalian.
Sewaktu tanah-tanah diturunkan menutup liang lahat, dari dalam lubang kubur, kami mendengar suara binatang tadi seperti sedang mengeremus tulang-tulang jenazah.
Aku dan kawan-kawan lain menjadi kebingungan dan terheran-heran mengapa sampai binatang itu mengeremus tulang-tulang jenazah tersebut. Kami lalu mencari jawabannya dengan menemui istri almarhum.
"Perbuatan apa kira-kira yang membuat suamimu mengalami siksaan yang demikian itu?" Demikian kami bertanya kepada istri almarhum.
Istri almarhum menjawab, "Suamiku itu biasa tidak mau mandi janabat!"
Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah, Tim Polyama Widya Pustaka
Posting Komentar
Posting Komentar