Masih ingat dalam benak kita tentang pemutaran film tusuk jalangkung yang diputar di bioskop-bioskop secara serentak di seluruh negri ini, film buatan anak negri tersebut mampu menyedot perhatian khalayak ramai, dimana alur cerita yang kreatif serta setting dan latar belakang film yang mengulas tentang boneka jalangkung tersebut cukup membuat bulu kuduk penonton merinding. Film tersebut cukup mengingatkan kita tentang mitos main jalangkung yang sering kita dengar sejak dahulu.
Jalangkung adalah sebuah permainan dengan menggunakan sebuah boneka, yang nantinya dijadikan perantara untuk “dimasuki” roh halus dari dunia lain, yang kemudian dapat diajak untuk berkomunikasi bersama kita, peralatan yang dibutuhkan pun tidak banyak untuk mendatangkan setan jalangkung tersebut. Cukuplah kita menyediakan siwur yaitu gayung yang terbuat dari batok kelapa, kemudian di bagian tengah diikat batang kayu sehingga terbentuklah semacam boneka dengan batok tersebut sebagi kepala dan batang kayu tersebut sebagai tangan, kita dapat menggunakan kaos bekas yang dipakaikan pada boneka tersebut.
Kemudian siapkan dupa serta kemenyan, tidak perlu dengan mantra-mantra yang sulit dimengerti, hanya dengan memanggilnya maka setan jalangkung akan datang dan “masuk” pada boneka tersebut yang ditandai dengan suara-suara aneh di sekeliling kita ataupun gerakan-gerakan pada boneka tersebut. Apabila kita mengaitkannya dengan pensil dan spidol, dan kita mengajukan pertanyaan maka ada kemungkinan boneka jalangkung tersebut dapat menjawabnya dengan cara menulisnya.
Permainan jalangkung juga dapat memakai sebuah jangka yang dikaitkan pada seutas tali, kemudian dibawah jangka tersebut diberi kertas dengan gambar lingkaran yang terdapat kolom-kolom yang berisikan huruf, sehingga pada saat jangka tersebut kemasukan jin maka jangka tersebut dapat berputar-putar menunjuk huruf sesuai dengan pertanyaan yang kita berikan. Kadang kita tidak memerlukan sebuah tempat yang angker, waktu malam, serta hari dengan weton jawa jumat kliwon untuk mengadakan permainan tersebut, karena beberapa kasus tertentu, permainan jalangkung dapat dimainkan di siang hari, bahkan terkadang tanpa menggunakan dupa, kemenyan maupun kembang setaman.
Bermain boneka jalangkung bukanlah tanpa resiko, apabila setan tersebut telah merasuki boneka, dan melakukan gerakan diluar kendali kita, terkadang setan tersebut tidak mau untuk keluar ataupun pergi, dan kejadian fatalnya adalah beberapa peserta pemain dapat mengalami kerasukan. Maka disarankan untuk melakukan permainan jalangkung tersebut, hendaknya di dampingi oleh ahli supranatural agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Percaya maupun tidak percaya, permainan jalangkung tersebut bukanlah isapan jempol semata, karena berbagai agamapun mengajarkan untuk tetap mempercayai keberadaan jin yang berada di sekitar kita.
Posting Komentar
Posting Komentar