Menurut Ketua FKTMB, M. Huda, acara ini bertujuan untuk membangun semangat kebhinnekaan dan kegotongroyongan warga Tanah Merah yang multi etnis.
“Selain menunjukkan semangat kebangsaan kami sebagai bagian bangsa Indonesia, dengan cara ini pula kami ingin menuntut hak kami sebagai warga Negara untuk ikut mencoblos pada Pemilukada 20 September mendatang,” ujarnya, Kamis (13/09/2012).
Pria yang akrab disapa Ahong ini menambahkan, sedekah bumi juga mereka maksudkan untuk tolak balak dalam menyambut Jakarta Baru. Seperti diketahui, kata dia, beberapa bulan ini santer kabar mengenai issue SARA yang coba mengadu domba masyarakat Jakarta.
“Kami bangga menjadi bangsa Indonesia dengan bukti komitmen kami untuk menjaga semangat Kebhinnekaan Tunggal Eka sebagai falsafah Bangsa Indonesia dan dalam kehidupan berbangsa,” tegasnya.
Dia menjelaskan, Tanah merah, Jakarta Utara adalah sebuah miniatur kecil Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan budaya. Mulai dari Jawa, Sunda, Bugis hingga Batak rukun mendiami tanah merah selama puluhan tahun. Meski begitu hingga kini masih banyak yang belum mempunyai KTP Jakarta.
“Tetapi hingga kini kami tidak diakui sebagai masyarakat Jakarta yang tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP),” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, warga Tanah Merah merasa geram ketika ada statement salah satu calon Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan bahwa Jakarta hanya boleh didiami oleh orang Betawi saja. Ia menganggap statement itu merupakan statement yang tidak memiliki landasan kebangsaan sedikitpun.
Sementara itu, Purwanto, sekretaris Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik (KPW PRD) DKI Jakarta menambahkan, Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia. Tentu saja, Jakarta adalah bagian dari bangsa ini.
“Orang Indonesia mana yang tidak boleh tinggal di Jakarta? Di negerinya sendiri. Justru mereka yang merasa berhak mengusir kami dari tanah air kami sendiri itu yang harusnya menyingkir,” tandasnya.
Posting Komentar
Posting Komentar