“Ini betul-betul penghinaan kepada makhluk beragama sekaligus warga negara,” kata Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini dalam pesan singkatnya kepada Okezone, Kamis (6/9/2012).
Dia mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Dia mengatakan kejadian tersebut missleading atau salah arah. “Ya mencampuradukkan politik dan pilihan politik seseorang dengan ritual agama, jika perbuatan itu benar adanya,” terangnya.
Kalau hal itu benar, sambung Titi, berarti pola-pola tradisional dengan bentuk-bentuk intimidasi dan penyalahgunaan agama masih berlangsung. “Pola seperti itu mestinya benar-benar dijauhkan dari kandidat maupun pemilih. Kalau benar saya sangat menyayangkan,” tukasnya.
Sebelumnya dugaan kecurangan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli terjadi di Aula Hankam, Sekretariat Negara, Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dalam perkumpulan itu, warga dijanjikan akan dipermudah dalam pembuatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Jakarta. namun diharuskan melengkapi beberapa syarat. Di antaranya mengumpulkan KTP, Kartu Keluarga, foto diri, foto rumah, foto dapur dan foto kamar mandi serta mengisi formulir Jamkesda.
Panitia pelaksana acara tersebut, lanjutnya, mengharuskan peserta pendaftar Jamkesda untuk bersumpah di bawah Alquran agar memilih pasangan Foke-Nara di putaran kedua mendatang. “Tapi sebelum mengisi formulir semuanya disumpah dulu di bawah Alquran supaya milih Foke buat pilkada,” kata warga yang enggan disebutkan namanya kepada Okezone, Rabu (5/9/2012) malam.
Kericuhan sempat terjadi setelah pengambilan sumpah, pasalnya saat sumpah usai dilakukan tiba-tiba saja listrik padam dan ruangan menjadi gelap gulita. Warga yang khawatir tidak kedapatan formulir akhirnya saling berebut. Seorang nenek pun menjadi korban dari aksi saling dorong ini. Sang nenek pingsan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
“Pas habis sumpah, eh mati lampu. Nah warga langsung pada berebutan formulir karena takut enggak kebagian. Sampai ada nenek-nenek yang ke injek-injek terus dibawa pakai ambulans ke rumah sakit," jelas warga tadi.
Sementara itu, Sekretaris Tim Sukses Foke-Nara, Budi Siswanto yang saat dikonfirmasi Okezone menegaskan tidak ada acara apapun dari tim sukses belakangan ini. Dia juga mengatakan, jika pun ada, itu dilakukan oleh relawannya. “Timses resmi enggak pernah ada acara belakangan ini. Mungkin itu dari relawan, itu juga acara halal bihalal,” kata Budi, Rabu (5/9/2012) malam.
Dia juga mengatakan, acara pengisian formulir Jamkesda ini bisa saja dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Pasalnya memang sudah tugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memberikan Jamkesda kepada masyarakat Jakarta. “Itu kan bisa saja acara Dinas Kesehatan, untuk timses resmi sendiri tidak ada acara seperti itu,” tandasnya.
Primbon-arti.blogspot.com | sumber : jakarta.okezone.com
Posting Komentar
Posting Komentar