-->

Cara Membobol ATM dan Kartu Kredit

Cara Membobol ATM dan Kartu Kredit


Salam meong...,Cara Membobol ATM dan Kartu Kredit; Mohon perhatian bagi anda yang akan membaca artikel ini, miau membuat postingan ini tanpa ada maksud untuk mengajarkan anda cara membobol saldo ATM dan kartu kredit milik orang lain tapi semata – mata hanya membagikan pengetahuan tentang cara yang biasa orang lakukan untuk melakukan kejahatan pembobolan ATM dan kartu kredit agar anda bisa lebih berhati – hati dan waspada sehingga tidak menjadi korban kejahatan tersebut.

Miau akan bahas masalah yang pertama mengenai pembobolan saldo ATM, dalam melakukan modus kejahatan ini si pelaku “bukan miau loh yah”, biasanya menggunakan sebuah alat mungil yang di sebut Skimer.

 
SKIMER

Di atas merupakan salah satu contoh alat skimer, sebenarnya skimer memiliki banyak bentuk dan dari segi harga cukup di bilang murah hanya berkisar Rp. 600 ribu – Rp. 1.5 juta an. Lalu apa fungsinya?, Skimer di gunakan untuk melakukan pencurian data kartu ATM maupun kartu kredit kemudian di buat kartu ATM atau kartu Kredit tadi dalam bentuk duplikasinya sehingga bisa di gunakan untuk melakukan transaksi penarikan tunai di ATM maupun pembayaran menggunakan kartu kredit.  

Skimer di jual bebas dan legal, kenapa? Karena alat ini biasanya di gunakan untuk pembuatan kartu keanggotaan club ataupun komunitas lainnya. Tetapi di tangan yang salah skimer bisa di gunakan untuk kejahatan.

Seseorang yang hendak mencuri data kartu ATM biasanya akan memasang alat skimer ini di mulut ATM tempat memasukan kartu.

SKIMER ATM

setelah si korban memasukan kartu ke ATM otomatis alat tersebut akan merekam semua data kartu ATM tadi, kemudian oleh si pelaku data tersebut di masukan ke dalam kartu duplikat yang nantinya akan di gunakan untuk membobol saldo korban tadi melalui ATM.

Dalam melakukan aksinya, biasanya pelaku akan memilih tempat ATM yang sepi dan tidak terlalu ramai, serta tidak ada security di sana. Tentu saja ini untuk memudahkan mereka dalam memasang dan melepas alat skimer tersebut.

Lalu muncul pertanyaan, dari mana mereka mendapatkan nomer PIN atau Personal Identification Number?. Biasanya mereka juga sudah mempersiapkan alat yang di sebut spycam yang ukurannya sangat kecil dan akan merekam korban ketika dia memasukan nomer PIN di ATM. Kamera mungil ini cukup murah dengan harga di bawah Rp. 500 ribuan. itulah sebabnya kenapa ketika anda memasukan nomer PIN harus di tutupi.

Cara membobol ATM yang ke dua adalah dengan metode konvensional, caranya pelaku akan mengganjal mulut kartu ATM dengan sesuatu (bukan Sahrini tentunya, sesuatu.....yah..hi.hi.hi.) sehingga kartu tersebut bisa masuk tetapi tidak bisa keluar atau seolah – olah kartu ATM tertelan oleh mesin. Sebelumnya pelaku juga sudah mempersiapkan berupa tulisan atau stiker yang di tempel di ATM dan berisi nomer hotline service dari Bank yang bersangkutan, tetapi ini adalah modusnya, nomer telfon tersebut sebenarnya adalah nomer milik pelaku.

Korban yang panik biasanya akan buru - buru menghubungi nomer hotline service yang ada di sana supaya kartu tersebut segera di blokir, oleh si pelaku kejahatan ini, korban akan di arahkan dengan instruksi tertentu dan di suruh menyebutkan nomer PIN kartu ATM nya tadi dan di janjikan kartu segera di blokir dan di proses lebih lanjut.

Karena panik dan terlalu percaya atau belum baca artikelnya miau korban pasti akan suka rela menyebutkan nomer PIN nya dan merasa tenang karena sudah menghubungi pihak Bank, lalu dia megal – megol pulang dan memberi makan kucingnya, hi.hi.hi. padahal memberitahukan nomer PIN itu haram hukumnya, kecuali PIN BB hi.hi.hi.

Setelah si korban megal – megol pergi meninggalkan ATM, barulah si pelaku kejahatan ini akan mengakali kartu ATM tadi dengan alat supaya bisa di keluarkan, dan berbekal kartu ATM tadi beserta nomer PIN nya, pelaku langsung menggunakannya untuk menarik uang tunai sebesar – besarnya.
Begetoh.... jangan di tiru yah!!!
Baca juga artikel miau selanjutnya tentang:
Cara Hacker Mencuri Data Kartu Kredit
Rating: 4.5

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter