-->

Kelahiran dan Perkembangan Agama Hindu - AM I A HINDU

berikut adalah lanjutan resume dari buku

AM I A HINDU ( Apakah Saya Hindu ? )

dimana dibawah ini dijelaskan tentang "Kelahiran dan Perkembangan Agama Hindu" buku ini di tulis oleh Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra)

 

SIAPAKAH PENDIRI AGAMA HINDU?

Secara khusus tidak ada. Ia adalah hasil riset dari banyak para maharesi yang tidak diketahui, semua mereka adalah guru-guru seperti atau setara Kristus.

 

KAPAN AGAMA HINDU LAHIR?

Waktu yang tepat tidak dapat dipastikan. Ada banyak teori mengenai kelahiran agama Hindu. Bila kamu melihat dari kisah-kisah mitologi Hindu, maka agama Hindu adalah agama yang sudah berumur triliunan tahun. Beberapa mengatakan agama Hindu mulai segera setelah berakhirnya zaman es. Beberapa mengatakan awal agama Hindu adalah 6000-7000 tahun sebelum masehi.

Beberapa teolog seperti Max Muller dari Jerman melacak awal agama Hindu pada milenium ketiga sebelum masehi. Menurut teori ini, suku-suku nomad dari Eropa turun ke India dan menetap di tepi-tepi sungai Indus, Gangga, dan Brahmaputra. Suku-suku bangsa ini disebut Arya (Orang Mulia, Noble One). Setelah mereka menetap, mereka memulai suatu "proses berpikir", yang belakangan dikenal sebagaiagama Hindu.

Siapa sesungguhnya yang memulai proses berpikir ini di India?
Apakah suku nomad Arya yang menetap di India memulai ini, atau ini sesungguhnya dimulai oleh orang-orang India dengan kulit gelap yang dikenal dengan nama Dravidia, yang telah hidup di India sebelumnya?

Ini pertanyaan seharga jutaan dolar. Menurut banyak teolog Hindu, pengetahuan telah senantiasa ada di India sejak zaman dahulu kala. Menurut mereka, pemukim awal di India Utara mencampur pengetahuan mereka dengan peradaban dari orang-orang kulit-gelap di India Selatan, orang-orang Dravidia, dan dengan itu memulai agama Hindu. Penemuan yang amat mengagumkan mengenai peradaban lembah Indus di Mohenjodaro dan Harappa bertanggal 6000-7000 tahun sebelum masehi. Penggalian Mohenjodaro dan Harappa menyatakan peradaban lembah Indus bukan saja non-Aryan tapi juga mendahului peradaban Arya (pre-Aryan) berdasarkan pada :
  • keberadaan kota-kota yang indah,
  • ketiadaan dari baja dalam kota-kota ini,
  • ketiadaan kuda. 
Dari artifak yang diangkat di Harappa, kita tahu dewasa ini bahwa orang-orang lembah Indus memuja Tuhan Siwa atau Tuhan Rudra, memuja dewi pertiwi, membanguan tempat-tempat permandian ritual, mempraktekan Yoga, dan mempunyai lubang api (tungku perapian). Kota-kota ini mempunyai jalan yang dipaving dan saluran-saluran air di bawah tanah.

Menurut beberapa teolog lain, orang-orang dari peradaban Maya adalah pelaut-pelaut ulung dan sekali waktu menaklukan satu bagian dari anak benua India, yang mengakibatkan percampuran peradaban Maya dengan Arya. Walmiki dalam epiknya yang indah Ramayana merujuk kepada invasi Danawa terhadap India. Beberapa orang percaya bahwa Danawa tersebut sesungguhnya adalah orang-orang Maya. 

Dalam epik yang lain, Mahabarata pahlawan Arjuna berperang melawan Danawa di Hiranyapura. Beberapa orang percaya orang-orang Maya menulis Sourya-siddhanta, satu risalah kuno mengenai astronomi di India. Orang-orang Dravidia mungkin telah memulai "proses berpikir" mengenai agama Hindu, tapi kemudian dipengaruhi oleh peradaban orang-orang Arya, Maya, Mesir dan Yunani. 

Beberapa hal mengindikasikan hal itu : "Hanya ada satu Tuhan, tapi Tuhan itu dinyatakan dalam bentuk yang berbeda-beda", mungkin merupakan anak dari peradaban Mesir. 

Teori mengenai hidup sesudah mati mungkin merupakan ide Mesir yang digarap lebih lanjut oleh orang Yunani dan akhirnya menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban Arya. Rudra, Tuhan Pemusnah yang dipuja oleh orang-orang Arya, sesungguhnya adalah dewa Dravidia . Rudra belakangan dikenal dengan nama Siva dalam kitab-kitab suci Hindu yang kemudian. Dewa-dewa seperti Waruna (air) Bayu (udara) memiliki kesejajaran dengan mitologi Yunani. 

Dewasa ini, semua agama-agama besar dunia adalah campuran dari pikiran-pikiran dan ide-ide yang bertentangan satu sama lain. Sama halnya dengan agama Kristen adalah campuran yang kompleks dari Agama Yahudi, Platonism (phalsafah Plato), Gnoticism, dan agama asli Romawi. Sesungguhnya, menurut Encyclopedia Britanica, Teolog Kristen awal Augustine dari Hippo (354-439 AD), "mencampur agama dari Perjanjian Baru dengan tradisi Platonic dari philsafat Yunani." Kebanyakan pengaruh agama-agama asli (pagan) terjadi setelah Kaisar Roma Constantine (306-327 AD) menjadi seorang penganut Kristen pada tahun 312 AD.

 

AYAH, BAGAIMANA AWAL AGAMA HINDU?

Menurut kitab-kitab suci Hindu, agama Hindu mulai dengan Sruti. Sruti secara harfiah berarti "itu yang didengar." 

Para ilmuwan besar waktu itu yang disebut Reshi yang telah menyempurnakan diri mereka dengan meditasi dikatakan mendengar dalam hati mereka kebenaran-kebenaran yang abadi, dan kebenaran ini diajarkan kepada para murid mereka secara telepathi. 

Untuk waktu yang sangat lama tidak ada buku untuk merekam hal ini. Weda-Weda dan Upanishad dalam bentuk Sruti untuk jangka waktu yang cukup lama. Sesungguhnya kata Upanishad berarti Upa (dekat), Ni (di bawah), Shad (duduk). Ini berarti pengajaran Upanishad disampaikan oleh Guru ketika para murid-muridnya duduk dekatnya. 

Menurut para teolog Kristen, Bible adalah kitab suci yang mendapat inspirasi dari Roh Kudus (Holy Spirit). 
II Peter 1:21 terbaca : "Sebab ramalan zaman dahulu tidak datang dari kehendak manusia; tapi dari orang suci dari Tuhan yang berbicara ketika mereka digerakkan oleh Roh Kudus (Holy Ghost)
II Timothy 3:16 mengatakan bahwa "Semua kitab suci diberikan oleh Inspirasi Tuhan (All scripture is given by inspiration of God)

Demikian juga halnya, semua kitab-kitab Sruti dianggap sebagai wahyu kebenaran Tuhan. Kitab-kitab Weda, menurut satu aliran philsafat (Nyaiyayikas), disusun oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Menurut aliran philsafat Mimamsa, semua kitab-kitab Sruti telah ada secara abadi dalam bentuk suara. Karena itu suara dari kata-kata Weda-Weda dan Upanishad-Upanishad adalah sangat penting.

 

APAKAH NAMA AWAL DARI AGAMA HINDU?

Sanatana Dharma, artinya "kebenaran yang abadi" ("righteousness forever") dari "yang tidak memiliki awal dan akhir" adalah nama aslinya. Adalah orang-orang Persia yang menyerbu India pada abad 6 sebelum masehi, yang memberikan nama Hindu. Kata ini berasal dari akar kata "Indus". 

Beberapa ahli mengatakan kata ini berasal dari satu kata Persia yang berarti "sungai rakyat." Dengan nama Sanathana Dharma, agama Hindu menyatakan dirinya kepada dunia bahwa kebenaran abadi akan ada untuk selamanya, dan para Rishi kebetulan yang pertama-tama membuka kerannya. Santo Agustinus pada bagiannya mengatakan, "Agama yang benar sudah (senantiasa) ada dan (agama yanag sudah ada itu, pen) menjadi Kristen setelah kemunculan Yesus Kristus."

Demikianlah kebenaran yang sama dapat ditemukan oleh siapa saja yang mencari kebenaran itu tanpa mengenal lelah, bahkan kalaupun dia sama sekali tidak memiliki ide mengenai agama Hindu. Sama seperti para ilmuwan di seluruh dunia, sewaktu-waktu tanpa sengaja menemukan penemuan yang sama, kebenaran abadi dikenal oleh para Sufi, Buddha, Socrates, Nanak dan lain-lain sekalipun mereka tahu ataupun tidak tahu sepatah katapun mengenai kitab-kitab suci Hindu. Secara pribadi aku merasa Sanathana Dharma adalah nama yang paling tepat bagi Agama Hindu.

 

DALAM BAHASA APAKAH KITAB-KITAB SUCI HINDU DITULIS?

Sansekerta. Bahasa ini adalah bahasa kuno seperti bahasa Ibrani dan Latin. Sansekerta memiliki lima puluh dua alphabet, dan percaya atau tidak, kata-kata pertama dari bahasa Inggris, "father" dan "mother" berasal dari kata-kata Sansekerta "pitha" dan "mata" menurut buku "The Story of English." Hampir semua dari enambelas bahasa-bahasa di India berasal dari bahasa Sansekerta.

 

APAKAH SEMUA KITAB-KITAB SUCI HINDU DISUSUN OLEH PENGARANG KHUSUS?

Kita hanya mempunyai dugaan-dugaan spekulatif mengenai kepengarangan dari kitab-kitab suci Hindu yang berbeda. Hampir semua kitab-kitab suci Hindu disusun oleh penyusun anonim. Melalui semua kitab-kitab suci Hindu kita dapat melihat para penyusun itu mencoba dengan penuh pertimbangan untuk menghindari mencantumkan nama mereka. Lagi pula, termasuk Bagawad Gita, semua kitab-kitab suci Hindu disusun dengan bentuk penceritaan oleh pihak ketiga. Dalam Bagawad Gita, Batara Krishna (orang pertama), menasehati pangeran-pahlawan Arjuna (orang kedua), dan nasehat itu didengar dan dilihat secara telepathi oleh seorang suci (santo) yang bernama Sanjaya (orang ketiga) dan dikisahkan kepada Raja Dhartharashtra (orang keempat). Epik yang lain, Ramayana, ditulis sebagai sebuah narasi tentang kisah Batara Rama oleh seekor burung kecil yang baru saja kehilangan kekasihnya karena anak panah seorang pemburu jahat. Kitab suci Yoga Vasishta yang berasal dari Ramayana adalah sebuah diskusi antara Batara Rama dan Rishi Vasishta. Narasi yang paling dramatik dapat kita temukan dalam Srimad Bagawatam, dimana Rishi Suka menjelaskan seluruh kisah dari sepuluh Awatara Wisnu kepada Raja Parikesit yang kena kutuk dalam tujuah hari. Pada hari ketujuh Raja Parikesit dibunuh oleh naga Thaksaka. Secara tidak langsung Srimad Mahabhagawatam menyatakan kepada dunia bahwa semua dari kita seperti Raja Parikesit yang kena kutuk, hidup di dunia ini dengan waktu yang sangat terbatas, maka pencarian (pengejawantahan) Tuhan adalah tugas yang paling penting bagi kita semua. Tak ada seorangpun dapat mengatakan dengan jelas mengapa upaya yang penuh pertimbangan untuk menyembunyikan penyusun kitab-kitab suci ini dilakukan oleh hampir semua para orang suci Hindu itu? Barangkali ini dimaksudkan untuk menghindari munculnya ego yang tidak perlu, atau ini mungkin suatu pernyataan kepada dunia bahwa semua kisah-kisah ini adalah kebenaran abadi dan sebagai demikian tidak perlu ditanyakan mengenai pengarangnya.

 

APAKAH AGAMA HINDU MEMBINGUNGKAN DAN BERTENTANGAN SATU SAMA L AIN?

Sama sekali tidak. Bagi seorang yang membaca kitab-kitab suci Hindu secara tergesa-gesa, agama Hindu mungkin tampak agak membingungkan dan bertentangan satu sama lain. Tetapi bagi seseorang yang belajar dengan sungguh-sungguh atau melakukan penelitian terhadap kitab-kitab suci ini, agama Hindu berdiri sebagai satu sosok kebenaran (embodiment of truth). Karena agama Hindu merupakan proses pikir yang berkembang dengan perlahan, di dalamnya kamu dapat melihat keberadaaan dari agama-agama primitif dan juga agama-agama yang sangat maju. Memang agama Hindu mengijinkan ratusan dari pemikiran-pemikiran yang secara harfiah tampak bertentangan satu sama lain hidup bersama di dalamnya. Agama Hindu sama seperti sains modern. Persis seperti ratusan ilmuwan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian atas ide-ide berbeda yang kadang-kadang kelihatan bertentangan satu sama lain, dalam agama Hindu para Rishi dahulu merenungkan unsur-unsur yang bertentangan dari teka-teki alam semesta. Agama Hindu tidak pernah melakukan "pembersihan rumah" (house cleaning) dalam lima ribu (5000) tahun sejarahnya. Itu sebabnya mengapa ia tampak sebagai sup besar. Pada satu sisi kamu melihat moralitas yang sangat ketat, pada sisi lain kamu lihat erotisme Tantrik. Pada satu sisi ada Tuhan Pribadi (Saguna Brahman), pada sisi lain agama Hindu bicara tentang satu Brahman yang tidak memiliki perasaan. Agama Kristen, pada bagiannya, melakukan pembersihan rumah secara tahunan (yearly house cleaning) sejak awal ia lahir. Sejak Sidang di Niccaea pada tahun 325 A.D, agama ini melempar keluar siapa saja yang tidak mengikuti ajaran-ajaran Gereja secara harfiah. Itulah sebabnya mengapa Saksi Jehova dan Mormon ada di luar (mainstream) agama Kristen. Lagi pula, kontradiksi ada dalam setiap kitab-kitab suci agama-agama dunia. Perjanjian Lama bertentangan secara langsung dengan Perjanjian Baru dalam banyak aspeknya. Bila Perjanjian Baru bicara mengenai "memberikan pipi yang lain" ketika dipukul, Perjanjian Lama bicara mengenai ideologi "satu mata lawan satu mata." Bila Perjanjian Lama bicara secara rinci mengenai segala macam aspek aktivitas seksual, termasuk incest (hubungan seks ayah dengan dua orang putrinya, kisah nabi Luth, pen), Perjanjian Baru memegang standar moralitas yang sangat tinggi. Tuhan dari Perjanjian Lama menuntut dan mengijinkan korban manusia. Tapi kamu akan melihat satu Tuhan yang penuh kasih dan pengertian dalam Perjanjian Baru. Disamping itu semua, Injil dari Santo Thomas ("Doubting Thomas") agak berbeda dari Injil Mattew, Mark, Luke dan John. Memang, Injil dari Santo Thomas tidak dimasukkan dalam Perjanjian Baru, mungkin karena perbedaan-perbedaannya dengan Injil-Injil yang lain. Sekali lagi, adalah salah untuk menilai suatu kitab suci dunia ini hanya dengan mengutip satu baris dari sana sini. Kita harus melihat pada ide-ide pokok dari seluruh kitab-kitab suci dan tidak arti kata dari tiap baris tertentu.

 

APAKAH HINDU SEBUAH AGAMA SEPERTI KRISTEN?

Tidak. Agama Hindu lebih merupakan cara hidup dari pada sebuah agama yang khusus. Seperti telah kukatakan sebelumnya kepadamu, dalam agama Hindu kamu dapat menemukan semua agama-agama dunia. Jain, Buddha, Sikh lahir dari agama Hindu. Agama Sikh dibentuk oleh Guru Nanak dengan menggabungkan hal-hal baik dan penting dari agama Hindu dan Islam. Sama halnya, Kristen dan Islam datang dari agama Yahudi. Adalah dari agama Yahudi baik Kristen maupun Islam mewarisi banyak prinsip-prinsip moral, dan praktek-praktek agama. Tanpa mempelajari agama Yahudi, adalah sangat sulit bagi orang untuk mempunyai gambaran yang jelas mengenai Kristen maupun Islam. Sesungguhnya, aku hendak menyimpulkan bahwa agama Hindu dan agama Yahudi adalah dua ibu dari seluruh agama-agama dunia.

 

AYAH, APAKAH ASPEK YANG PALING PENTING DARI AGAMA HINDU?

Karena ada banyak aspek dari agama Hindu, sulit sekali untuk mengatakan bahwa satu aspek lebih baik dari aspek yang lain. Namun, aku rasa bersikap benar terhadap diri sendiri adalah aspek yang paling penting dari Agama Hindu.

 

MANA YANG LEBIH MUDAH, MENJADI ORANG PERCAYA ATAU ORANG TAK PERCAYA?

Agak mudah untuk menjadi orang tak percaya. Katakan saja, "Aku tak ingin mendengar itu; aku tak percaya apapun yang kamu katakan," tutup pikiranmu terhadap kebenaran, dan seperti burung unta menyembunyikan kepalanya dalam timbunan pasir. Untuk menjadi orang percaya sejati orang harus berpikir dan mengkaji semua wilayah pemikiran. Batara Krishna berkata "Bagi mereka yang ragu-ragu tidak ada kebahagiaan baik di dunia ini maupun di dunia sana. Keragu-raguan datang dari kebodohan dan harus dihancurkan dengan pedang ilmu pengetahuan." (Bagawad Gita 4:40,42).

 

APAKAH KAMU HARUS PERCAYA PADA AGAMA HINDU UNTUK MEMPELAJARINYA?

Sama sekali tidak. Kamu dapat mempelajari agama Hindu seperti kamu mempelajari matematika, phisika atau kimia. Kamu bahkan tidak perlu percaya dengan Tuhan Pribadi (Saguna) atau Tuhan Takberpribadi (Nirguna). Kamu hanya perlu memiliki pikiran terbuka dan siap untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah baru pemikiran. Inilah semuanya yang diperlukan oleh seseorang yang ingin mempelajari agama Hindu. Sejauh pemahamanku, mempelajari agama Hindu seperti melihat melalui sebuah kaleidoskop raksasa. Setiap kali kamu menggoyang satu kaleidoskop, kamu melihat satu gambar yang berbeda. Sama halnya, setiap kali kamu mempelajari agama Hindu kamu akan bertemu dengan satu pemikiran yang berbeda.

 

AYAH, MENURUTMU APA YANG MENARIK DARI AGAMA HINDU?

Yang utama adalah kebebasan berpikir. 
Itulah yang menarikku pada agama Hindu. Dimana lagi kamu dapat melihat Krishna, Buddha (yang mempertanyakan otoritas Weda-Weda), Adi Sankara (yang merevolusi pemikiran dalam agama Hindu) dan Charvaka (yang menciptakan phalsafah materialistik) dan semuanya diperlakukan dengan rasa hormat yang sama? Andaikata Buddha dan Sankara lahir dalam agama lain, mereka sudah dibakar hidup-hidup. Lihat apa yang terjadi pada Socrates dan William Tyndale. Lihat apa yang terjadi terhadap Sufi suci (a.l Al-Hallaj,di Irak, Seh Siti Jenar di Jawa, pen) ketika mereka mengatakan diri mereka adalah Tuhan, sama seperti mantra "Aham Brahmasmin" ("Aku Brahman atau Aku Tuhan."). Semua mereka itu dihukum mati karena pemikiran bebas mereka. 

Jadi dalam agama Hindu kamu dapat berdebat mengenai subyek apapun dan kamu tidak harus menerima apapun sampai kamu sepenuhnya yakin akan kebenaran di baliknya. Sekali lagi, agama Hindu tidak memonopoli ide-ide. Ide-ide adalah hukum tak tertulis dari alam semesta; mereka terbuka kepada semua orang yang mencari kebenaran tanpa kenal lelah.

 

APA YANG MEMBUAT AGAMA HINDU MENJADI SUNGGUH-SUNGGUH BESAR?

Agama Hindu adalah sebatang pohon beringin besar. Dari 'saka-saka'nya (lengan-lengannya) orang dapat melihat prinisp-prinsip dari semua agama-agama besar dunia. Yoga penyerahan diri secara total yang dikatakan oleh Yesus dapat orang lihat dalam Bagawad Gita. 

Pernyataan sufi bahwa "Aku adalah Tuhan (Anna al Haq) orang dapat melihatnya dalam Upanishad sebagai "Aham Brahmasmin". Pernyataan Lao-Tse bahwa segalanya adalah Tao dapat dilihat sebagai "segalanya adalah Brahman" dalam Upanishad.. Hanya dalam agama Hindu orang dapat melihat kehadiran bersama yang aneh dari seorang atheis, seorang agnostik dan seorang theis. Bila Socrates dan kaum Sufi dihukum mati di Barat dan Timur Tengah, di India kita mengagumi Buddha, yang tidak mengakui otoritas Weda-Weda, dan mentoleransi Charvaka, yang meremehkan Weda-Weda dan menyerang keberadaan Tuhan. Jadi mari kita hadapi ini. Agama Hindu mengakui kenyataan bahwa rakyat berada pada level yang berbeda. Hal-hal tidak berlaku kepada semua orang dalam cara yang sama. Ibuku bisa 'trance' hanya karena melihat gambar Batara Krishna. Tapi untuk kamu dan aku, itu tidak terbayangkan. Aku dapat menghargai syair-syair Sansekerta dalam Mahabarata, tapi bagimu mungkin itu sulit. Inilah alasannya mengapa agama Hindu, yang berisi ratusan ide-ide, akan menarik bagi semua orang.

 

AYAH, BAGAIMANA SEBENARNYA IDE HINDU MENGENAI TUHAN?

Hindu percaya pada satu Tuhan yang diekspresikan dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Agaknya, bahwa Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang diketahui manusia. Orang Hindu tidak percaya Tuhan memiliki bentuk seperti manusia sebagaimana dijelaskan dalam mitologi atau Kitab Kejadian dalam Injil. 

Tidak akan salah untuk mengatakan bahwa Tuhan tidak membuat manusia dalam citraNya sebagaimana dikatakan oleh Perjanjian Lama, tapi sebaliknya manusia membuat Tuhan sesuai dengan citra (manusia itu). 

Tuhan sesungguhnya entitas yang abadi dan tanpa bentuk. 
Sama seperti Allah dalam Islam, Tao dari Taoisme, dan Ayin dari Kabbalah tidak mempunyai definisi, Tuhan dalam agama Hindu juga tidak memiliki batasan. Dalam Kabbalah, mistikisme dalam agama Yahudi, Ayin artinya "nothing" (tidak ada apapun). Ayin berada di luar eksistensi. Ayin tidak memiliki sifat-sifat. Ketika Moses bertanya kepada Tuhan, "Siapa Engkau?" jawaban datang dari semak yang sedang terbakar "Aku adalah Aku" ("I am what I am"). 

Itu dengan jelas membuktikan bahwa Jehovah ('i am") bukan mahluk dengan sifat-sifat menusia. Injil juga menyatakan bahwa "Tuhan adalah Jiwa" (God is spirit - John 4:23-24) dan dia yang memuja dia memuja jiwa. Psalm 139:7-10 menyatakan Tuhan adalah jiwa yang ada dimana-mana. 

Luke 24:39 menyatakan jiwa tidak memiliki daging dan tulang. Tidak ada kata-kata atau gambar-gambar yang dapat mengekspresikan kebesaran Tuhan Kembali kepada konsep Hindu tentang Tuhan, dapat dijelaskan lebih jauh sbb : Semua datang dari satu Itu yang tidak dapat didefinisikan. Disebut Brahman (monisme). Buddhist tidak percaya pada Brahman. Mereka mengatakan hal-hal seperti itu tidak dapat didefinisikan secara tepat. Segala sesuatu datang dari Itu, maka semua keberadaan (eksistensi) adalah baik dan suci (pantheism) Hanya ada satu Tuhan (montheism) Semua dari kita adalah Dewa-Dewa. Ini tentu saja seperti mengatakan bahwa bila kamu menganalisis satu titik air laut, maka kamu mengetahui segala sesuatu mengenai seluruh laut itu, atau bahwa bila kamu mengetahui sifat-sifat dari listrik yang ada dalam bohlam, maka kamu mengetahui segala sesuatu mengenai listrik. Mencari Tuhan adalah seperti sesendok garam mencari dasar samudra.

Pada saat garam itu menyentuh permukaan samudra, ia menjadi bagian tak terpisahkan dari samudra itu. Demikianlah halnya, seorang bhakta yang mencari Tuhan menjadi bagian dari Itu.

 

APA SESUNGGUHNYA PERBEDAAN ANTARA TUHAN DENGAN KITA?

Ini pertanyaan yang amat sulit untuk dijawab karena Tuhan berada dibalik semua batasan-batasan. Tapi sampai ukuran tertentu aku rasa jawabannya adalah mirip dengan energi yang ada dalam bohlam (bola lampu) dengan energi yang ada pada seluruh jaringan PLN. Energi dalam bohlam itu adalah merupakan replika yang tepat dari energi dalam seluruh jaringan, tapi energi dalam bohlam itu sangat kecil keculi ia secara terus-menerus menghubungkan dirinya dengan energi dalam jaringan. Demikianlah sekalipun kita memang Tuhan (Atman, unsur dari Brahman yang ada dalam diri kita, pen), kita tidak memiliki kekuasaan Tuhan kecuali kita menghubungkan diri secara terus-menerus dengan Tuhan. Hal itu hanya dapat di capai dengan menyerahkan diri individu kepada kehendak Tuhan. Ini lebih mudah diucapkan dari pada dilaksanakan.

 

APAKAH MASING-MASING DARI KITA MERUPAKAN TITIK PUSAT DARI ALAM SEMESTA?

Sejauh berkaitan dengan agama Hindu ide itu benar adanya. Kamu dan aku adalah titik-titik pusat dari alam semesta. Tapi "Aku" itu adalah satu. Jadi tidak ada lagi "kamu" dan "aku". Tak ada lagi subyek dan obyek. Satu dan hanya satu ...atau "aku" dengan alam semesta. Teori mengenai alam semesta yang senantiasa bertambah luas (the expanding theory of the universe) mengatakan bahwa setiap titik dalam alam semesta yang senantiasa memperluas adalah pusat dari alam semesta, dan, menurut agama Hindu, setiap mahluk dalam alam semesta adalah focal point (titik pusat) dari mana alam semesta itu muncul. Agama Hindu juga menyatakan bahwa setiap individu adalah satu Sukshma-Jagat, atau "dunia kecil" (microcosmos). Ia berasal dari keyakinan bahwa apapun yang ada dalam alam semesta juga ada dalam tubuh manusia. Manusia adalah bagian utuh dari alam semesta dan tubuh manusia dibuat dengan bahan yang sama dan sebagai demikian para orang suci Hindu mengatakan bahwa semua jawaban ada di dalam. Bila kita dapat memehami kekuatan-kekuatan yang ada di dalam, maka kita akan akan dapat memahami semua kekuatan-kekuatan dalam alam. Dalam Jahudi Kabbalah, manusia dipandang sebagai mahluk microkosmos, gambaran mini dari alam semesta. Kabbalah memiliki keyakinan yang mirip dengan agama Hindu bahwa tindakan-tindakan manusia mempengaruhi alam semesta, dan alam semesta pada gilirannya mempengaruhi kesejahteraan manusia.

 

APAKAH AGAMA HINDU MENYATAKAN BAHWA SEMUA KEBENARAN ADALAH ABADI?

Biar kukatakan ini dengan cara lain. Orang Hindu percaya bahwa ada kebenaran abadi dan dia terbuka untuk semua orang, bahkan sekalipun mereka tidak mengerti kitab-kitab suci dan ideal-ideal agama Hindu. Jadi seorang Kristen sejati, seorang Muslim sejati atau seorang Jahudi sejati secara otomatis adalah seorang Hindu sejati. Kebenaran-kebenaran ada untuk selamanya. Masing-masing nabi menemukan kebenaran-kebenaran itu secara independen dan menyampaikannya kepada dunia dalam bahasanya sendiri. Jadi apa yang disebut dengan kata "ciptaan" (invention) tidak sepenuhnya benar. Kita tidak dapat menemukan sesuatu yang tidak pernah ada dalam alam. Satu kata yang lebih baik agaknya "menemukan" (discover). Ernst Kapp, philsuf Jerman, menyatakan bahwa semua "ciptaan" (invention) sampai kepada komputer adalah perpanjangan alam dari hakikat manusia.

 

APAKAH BENAR SEPERTI DIKATAKAN BANYAK ORANG BAHWA AGAMA HINDU ADALAH AGAMA PRIBADI?

Memang benar demikian. Agama Hindu kalau saja seseorang ingin menyebut batasan-batasannya, memang sesungguhnya sebuah agama pribadi. Masing-masing orang Hindu sembahyang dan melakukan meditasi sendiri. Bhajan (menyanyikan lagu pujaan secara kelompok) adalah bagian dari perkembangan modern dalam agama Hindu. Tidak ada kata "pooja" dalam kitab-kitab Weda. Puja adalah satu bagian dari kitab-kitab mitologis dalam agama Hindu. Maharesi-maharesi besar biasa duduk dan sembahyang untuk masalah-masalah bersama dan kemudian pergi. Sembahyang semacam ini dikenal sebagai Yatna. Menurut agama Hindu, agama tiap orang adalah unik. Dia mencari ke dalam untuk semua jawaban, karena itu kita harus menyimpulkan bahwa agama Hindu adalah satu agama pribadi. Seorang Guru dapat saja seorang Raja Yoga dan muridnya bisa saja seorang Bhakti Yoga. Setiap orang mengikuti satu agama yang unik. Itulah keindahan dari agama Hindu.

 

APAKAH TUJUAN HIDUP DARI ORANG HINDU?

Tujuan Hindu dalam hidup secara populer dikenal sebagai Purusharta atau tujuan-tujuan manusia. Tujuan itu adalah Dharma (tingkah laku yang benar), Artha (kekayaan materi), Kama (cinta seks) dan Moksha (keselamatan). Semua manusia mencoba mencapai keempat tujuan-tujuan itu dalam hidup mereka.

 

APA YANG HARUS DIKATAKAN OLEH AGAMA HINDU MENGENAI PENCIPTAAN?

Menurut agama Hindu, penciptaan tidak memiliki awal dan akhir. Ia merupakan proses yang berlanjut. Lahir dan mati merupakan bagian utuh dari penciptaan. Miliaran galaksi lahir setiap hari dan miliaran juga menghancurkan dirinya sendiri tiap hari. Batara Nataraja, Dewa tarian dalam agama Hindu, adalah simbol dari siklus penciptaan dan penghancuran alam semesta.

Sesuai dengan prinsip ini, energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Orang-orang Hindu menggunakan kata manifestasi ketika bicara mengenai penciptaan. Penciptaan dimanifestasikan dari Prakriti, atau Alam, dan kemudian dia kembali ke tempat dari mana ia berasal. Saya sungguh-sungguh mengharapkan kamu sekarang mengerti dengan benar pandangan agama Hindu mengenai penciptaan.

 

APA SESUNGGUHNYA MASALAH KITA? 

Sejauh yang aku tahu adalah ritme dari hidup, dan ketidaktahuan manusia mengenai fakta yang penting ini menciptakan semua masalah bagi dirinya. Bahkan Rig Weda, kitab suci pertama dari agama Hindu, bicara mengenai tatanan kosmik yang dikenal sebagai Rta. Dari merobah aliran listrik kepada segala sesuatu yang lain, hidup merupakan lingkaran dan juga ritmik. Segala sesuatu di dunia berdenyut. Lihatlah cahaya. Ia hanyalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik yang berjalan dalam gelombang yang berbeda-beda. Lao-Tse, mistikus China yang besar, mengajarkan bahwa dunia bergerak mengikuti satu pola suci yang terefleksikan dalam ritme dan gerakan siklik dari alam, dan bahwa kebahagiaan manusia tergantung dari kemampuanya untuk memahami ritme dan tatanan keteraturan dari alam semesta.Siva Nataraja, melalui tarian kosmiknya, menunjukkan kepada kita bahwa dunia ada dalam ritme, melibatkan penciptaan dan peniadaan secara serta merta.

Semua materi, termasuk kamu dan aku, memiliki gerakan ritmik di dalamnya, dan permintaan kita seharusnya untuk menciptakan satu ritme harmoni yang wajar dalam diri kita sendiri. Mantra Yoga , Pranayama dan latihan-latihan lain membantu seorang manusia untuk membuat vibrasi ritmik. Menurut Mantra Yoga, semua mahluk hidup dalam semua keadaan eksistensinya memiliki bentuk tubuh yang sepenuhnya diselaraskan dengan prekuensi-prekuensi tertentu dari vibarasi itu. Mantra, satu sistem silabel (suku kata) yang dibuat dengan prekuensi-prekuensi khusus dari vibrasi, dipergunakan untuk merobah prekuensi vibrasional seseorang kepada keadaan yang lebih baik.

Kamu merasa bahagia duduk dekat samudra karena vibarasi-vibrasimu mencoba untuk menyesuaikan diri dengan prekuensi dari gelombang samudra. Begitu juga dalam aspek bhakti dari semua agama dimana para bhakta memanggil Krishna, Rama, Jesus atau Jehovah, penyempurnaan akhir adalah ritme - satu pengertian tentang ritme dari alam semesta. Menurut teori alam semesta yang senantiasa berkembang (expanding theory of the universe) seperti juga teori alam semesta yang mengkerut, alam semesta itu sendiri adalah ritmik – kurang lebih bertindak sebagai satu jantung yang berdetak. Agama Hindu menyebut ritme agung dari alam semesta dengan nama 'spandhanam'. Bumi dan alam semesta berada dalam satu tarian kosmik abadi, menurut Fitjof Capra dan bukunya yang amat terkenal, 'The Tao of Physics'

 

MENURUTMU APA YANG MERUPAKAN PARADOX TERBESAR DALAM HIDUP? 

Aku kita "Aku" yang misterius atau ego adalah paradox terbesar dalam hidup. Kita selalu berkata "aku", "miliku", "anakku", "rumahku" "mobilku", dst. Tapi kita tidak tahu jawaban atas pertanyaan "Siapakah aku?"
Ketika jiwa meninggalkan badan pada waktu kematian, tubuh yang mati itu tidak berkata "aku disini", dan tidak juga jiwa yang pergi itu berkata, "aku disini di luar badan." Tapi bila jiwa dan tubuh kembali menjadi satu, kita mendengar 'aku" sepanjang waktu.
Tidakkah kamu pikir ini paradox yang terbesar?

Rasa "aku" atau "ego" membuat hidup kita menderita. Bila kukatakan padamu ada seribu rumah dihancurkan oleh bom di sebuah desa terpencil di Timur Tengah, maka kamu akan menggelengkan kepala seolah-olah tidak terjadi apapun. Tapi kalau kuberitahu kamu bahwa ada api kecil di salah satu rumah di jalan tempat tinggalmu, kamu segera menjadi panik. Tapi pada waktu yang sama, bila kamu meningkatkan rasa memilikimu dari yang terbatas menjadi yang tak terbatas, kamu akan merasa bebas. Ketika kamu berpikir mengenai anakmu kamu khawatir mengenai kesejahteraannya, tapi bila kamu berpikir mengenai semua anak-anak di dunia kamu tidak khawatir lagi dan sesungguhnya kamu menjadi amat bahagia. Dikatakan bahwa orang yang mengejawantahkan Tuhan melihat "aku" sebagai alam semesta dan alam semesta sebagai "aku." Jadi ketika ego yang terbatas menjadi ego universal, kita mencapai kebahagiaan abadi.

Tentu saja, untuk merobah ego terbatas menjadi ego universal bukanlah perkerjaan mudah, tapi dengan praktek terus menerus mengenai metode berbeda untuk mencapai Tuhan kita dapat menyelesaikan tugas mahabesar (Herculean task) yang menghadapi kita semua. Menurut Ramana Maharshi, "menemukan aku yang sesungguhnya" adalah tujuan utama dari hidup manusia, dan ajarannya didasarkan atas penghapusan ego.

 

APA YANG HARUS DILAKUKAN MANUSIA UNTUK MEMPEROLEH HIDUP BAHAGIA?

Bila kamu menginginkan jawaban satu baris dariku, maka jawaban itu adalah'menjadi selaras dengan alam'. Kebanyakan dari masalah manusia mulai ketika mereka berkelahi dengan alam. Manusia tahu dengan baik sekali bahwa dia tidak dapat menemukan atau menciptakan apapun yang sudah ada dalam alam. Tapi masih juga manusia bertarung melawan alam. Kembali ke alam tidak berarti hidup seperti manusia zaman batu. Ia hanya berarti membawa kembali kebenaran, cinta-kasih dan kedamaian dalam hidup kita sehari-hari. Seperti kukatakan sebelumnya, Lao-Tse mengatakan bahwa dunia bergerak dalam satu pola ritmik dan siklus, dan kebahagiaan manusia tergantung dari kemampuannya untuk memahami ritme dan sifat teratur dari alam semesta ini. Alam adalah basis dari Taoisme.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter