Puluhan massa menghadang dan mengancam akan membakar mobil yang ditumpangi para siswa itu. Karena dihadang tanpa alasan yang jelas, mereka yang di dalam mobil bersitegang dengan kelompok massa tersebut.
"Sekelompok massa menghadang mobil yang ditumpangi oleh orang tua dan siswa yang hendak mengantar anaknya melanjutkan sekolah ke Pekalongan dan Bangil. Mereka lalu mengancam akan membakar angkot yang ditumpangi. Karena memang ada dendam yang tidak terseleseikan akhirnya kerusuhan pecah kembali," kata Sekjen Ahlul Bait Indonesia (ABI) Ahmad Hidayat saat dihubungi Okezone, Minggu (26/8/2012).
Sekelompok massa tersebut kemudian menyerbu rumah milik Ustadz Tajul Muluk (saat ini dipenjara). Saat itu, rumah tersebut ditempati oleh Kulsum, istri Tajul Muluk. Akibat kerusuhan itu, kata Hidayat, dua orang dari warga Syiah tewas dan enam orang sekarat.
Menurut Hidayat, kerusuhan seperti ini akan berlanjut di Kabupaten Sampang, selama provokator tidak ditangkap. Selain itu, paham antisyiah di kabupaten Sampang kian meluas. "Sebab kerusuhan pada Desember 2011 lalu tidak tuntas pengusutannya. Provokatornya masih bebas dan nyaris tidak tersentuh hukum. Malahan, Tajul Muluk yang menjadi korban pembakaran dijatuhi hukuman karena penistaan agama," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tragedi kerusuhan di Kabupaten Sampang pecah kembali. Belasan rumah milik pengikut Syiah di Desa karang gayam kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang, Sampang hangus terbakar. Tak hanya itu, dua orang pengikut syiah harus meregang nyawa akibat kerusuhan tersebut. Sementara hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian.
Primbon-arti.blogspot.com | sumber : news.okezone.com
Posting Komentar
Posting Komentar