Perhelatan besar yang digelar Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Tadulako Palu dengan menggelar seminar dan uji publik mengenai pertambangan di Morowali patut diapresiasi.
Hal itu tidak sekadar bagian dari tanggung jawab para akademisi terhadap masalah-masalah besar yang terjadi di daerah ini, tetapi lebih dari itu merupakan bukti keberpihakan terhadap masalah lingkungan dan berbagai dampak ikutannya.
Karena itu, adalah naïf jika ada pihak-pihak tertentu yang meragukan iktikad baik pihak penyelenggara yang nota bene para ilmuan dan pemerhati lingkungan. Sebaliknya, seminar yang mengupas tuntas karut-marut sektor pertambangan di Morowali merupakan momentum penting yang teramat mahal untuk dilewatkan begitu saja. Banyak manfaat yang bisa diambil dari para pembicara yang ahli di bidangnya masing-masing. Masalah tambang di Morowali telah menjadi isu nasional, bahkan internasional. Telah berkali-kali masyarakat di sekitar areal pertambangan melakukan aksi demo menentang pengelolaan tambang yang tidak berpihak kepada rakyat setempat. Mesin-mesin produksi dengan enaknya membongkar perut bumi tanpa memedulikan dampak yang bakal menimpa, yakni bencana lingkungan. Pemilik modal meraup keuntungan besar, sementara rakyat dan daerah hanya kebagian uang receh. Daerah ini memiliki kekayaan alam melimpah. Kabupaten Morowali adalah salah satu dari empat kabupaten yang memiliki cadangan tambang nikel yang besar di Pulau Sulawesi. Pada tahun 2011, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menetapkan Master Plan Percepatan Pembangunan Indonesia (MP3I) 2011-2025. Salah satu dari 22 kegiatan ekonomi utama yang ditetapkan dalam MP3I itu adalah pertambangan nikel. Kabupaten Morowali adalah salah satu lokasi penting. Hingga saat ini sedikitnya telah dieluarkan 120 izin usaha pertambangan (IUP) di Morowali. Dokumen MP3I mencatat sebanyak Rp 37,7 triliun diinvestasikan untuk keseluruhan penambangan nikel di Morowali. Ini angka prestisius dan sangat menggiurkan. Lalu, apakah masyarakat di sekitar areal pertambangan langsung sejahtera seiring dengan besarnya investasi di sektor pertambangan itu? Tunggu dulu. Mereka justru terancam dengan penggundulan hutan. Bencana banjir dan tanah longsor tinggal tunggu waktu. Pengelolaan pertambangan yang berkeadilan masih jauh dari harapan.
Posting Komentar
Posting Komentar