Putera sulung I Gusti Made Pamedekan, Arya Ngurah Tabanan dilantik menjadi raja Tabanan bergelar Arya Ngurah Tabanan Prabhu Singhasana.
Diceritakan I Gusti Nengah Mal Kangin yang tidak puas dengan kedudukannya melakukan tipu daya untuk menyingkirkan raja. Ketika didengar Raja Arya Ngurah Tabanan beserta pengiring pergi menghadap Dalem di Suweca-pura, maka kelompoknya I Gusti Nengah Mal Kangin mendahului menghadap Dalem, seraya memfitnah. Sehingga Dalem merestui akan kematian Raja Tabanan. Sampai di desa Penida rombongan Raja disergap oleh pasukan Mal Kangin. Arya Ngurah Tabanan Raja VII Tabanan wafat ditempat penyergapan, bergelar Bhatara Nisweng Panida.
Beliau meninggalkan 2 puteri dan seorang putera dari Dauh Pala, sedang hamil ketika ditinggal wafat. Berputra diantaranya:
- Ni Gusti Luh Kepaon
- Ni Gusti Ayu Rai
- Ki Gusti Alit Dawuh
Adapun yang menggantikan kedudukan Bahatara Nisweng Panida di Tabanan adalah I Gusti Made Dalang, putera dari I Gusti Made Pamedekan Raja VI, sehingga wilayah Tabanan terbagai menjadi dua. Namun I Gusti Made Dalang tidak lama wafat tanpa keturunan, hingga seluruh wilayah Tabanan segera dapat dikuasai oleh I Gusti Nengah Mal Kangin.
Posting Komentar
Posting Komentar