Tabir Mimpi - Tokoh Muslim dalam Ilmu Falak (astrology)
AL-BIRUNI Al-Biruni (973-1048M) seorang pengkritik yang kuat menentang fizik Aristotles. Beliau banyak mengkritik tentang landasan asas fizik Aristotle seperti hipomorfisma, tempat tabei bagi objek di bumi. Beliau menyangkal kewujudan vakum berdasarkan pemaakulan, cerapan femonmenon tabei dan juga eksperimen. Ketika hidupnya beliau banyak membincangkan dan menganalisis dengan dalamnya akan konsep asas fizik seperti graviti, jirim dan ruang dan gerakan bumi. Al-Biruni yang berbangsa Parsi ini melakukan sesuatu yang sangat jarang dilakukan orang lain iaitu menguasai bahasa Sanskrit yang asing bagi orang Timur Tengah ketika berada di India sewaktu pemerintahan Sultan Mahmood Ghaznawi. Nama penuh al-Biruni ialah Abu al-Raihan Muhammad Ibn Ahmad al-Biruni. Dilahirkan di Birun, Turkistan pada tahun 973M, meninggal pada tahun 1050M di India. Dengan ilmu yang diperolehi daripada Abu Nasr Mansur Ibn Ali Ibn Iraqin beliau berutus surat dengan Ibn Sina. Gemar merantau menambahkan pengalamannya. Ditawan oleh Sultan Mahmood dan sentiasa mengiringi baginda dalam peperangan. Pengetahuan yang dalam mengenai falsafah Yunani dan juga bagus dalam bahasa Hebrew dan Syria. Sumbangannya yang utama ialah mencipta penggunaan angka2 India menggunakan angka kosong. Menyelesaikan berbagai2 persoalan matematik dan geometri. Berjaya menentukan garis bujur dan lintang bumi serta pergerakan cahaya jauh lebih laju daripada pergerakan bumi. Al-Biruni, seorang yang menguasai ilmu Timur dan Eropah. Al Biruni merupakan nama besar dalam bidang kajian geografi Islam.
SHARAF AL-DIN AL-TUSI Sharaf al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī (1135-1213) adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-Din mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti bilangan, tabel astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis beberapa makalah tentang aljabar. Dia memberikan metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode inini telah digunakan oleh para matematikawan Arab untuk menemukan hampiran akar ke-n dari sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang menerapkan metode ini untuk memecahkan persamaan umum jenis ini.
SHARAF AL-DIN AL-TUSI Sharaf al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī (1135-1213) adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-Din mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti bilangan, tabel astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis beberapa makalah tentang aljabar. Dia memberikan metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode inini telah digunakan oleh para matematikawan Arab untuk menemukan hampiran akar ke-n dari sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang menerapkan metode ini untuk memecahkan persamaan umum jenis ini.
Dalam Al-Mu'adalat (Tentang Persamaan), al-Tusi menemukan solusi aljabar dan numerik dari persamaan kubik dan yang pertama kali menemukan turunan polinomial kubik, hasil yang penting dalam kalkulus diferensial NASIRUDDIN AL-TUSI Perubahan politik dalam dunia Islam tidak menyekat perkembangan ilmu. kekacauan politik, penyelidikan dan penulisan ilmiah masih berjalan baik. Nasiruddin al-Tusi, keturunan Parsi mencapai kecemerlangan pada waktu itu. Abu Ja'far Muhammad Ibn Muhammad al-Hassan. Lahir di Tus, Iran pada 1201M. Beliau turut serta dalam gerakan memeperluaskan jajahan takluk oleh Hulagu. Menetap di Baghdad sehingga meninggal dunia pada 1274M, dikebumikan di Masyhad al-Kazimiyah. Mewariskan kitab hasil penulisan dalam bidang geometri, fizik. Algebra dan falak. Juga karya keagamaan berkaitan akidah dan hukum. Kepakaran utama adalah bidang astronomi, menghasilkan banyak teori. Hulagu membina pusat kaji bintang yang besar bagi mengiktiraf kemahiran beliau. Beliau dapat memperoleh kejayaan walaupun lahir ketika politik mengalami pergolakan. Astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus. Dalam satu cabang matematik tentang fungsi rajah segi tiga, nisbah antara garis dan sudut2 yang terbentuk. Masyarakat silam menggunakan ilmu ini untuk tujuan pelayaran. Orang2 Mesir dan Babylontahu banyak tentang kaedah trigo ini, namun teorinya telah lahir di Yunani bahkan orang India juga banyak tahu tentang ilmu ini. Orang2 Islam beljar ilmu ini dari kedua2 sumber Yunani dan India menjadikan ilmu tersebut ilmu khusus dan digelar ciptaan Islam. Orang Yunani pula hanya menggunakan ilmu ini sebagai sampingan sahaja. Antara tokoh yang mahir dalam ilmu trigoini ialah Nasirudin al-Tusi
Umar Khayyām (18 Mei 1048 – 4 Desember 1131, dalam bahasa Persia عمر خیام), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri (غياث الدين ابو الفتح عمر بن ابراهيم خيام نيشابوري). Khayyām berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia. Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918). Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran. Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa. Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Khayyām akhirnya naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim. Omar Khayyám terkenal bukan hanya keberhasilan Tokoh Ilmuwan Penemu ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883). Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.
Posting Komentar
Posting Komentar