Ada tips ringan yang bisa menarik minat anak-anak, terutama yang sudah  bisa melakukan perhitungan (tambah, kurang, bagi, kali). Tips ini sering  saya gunakan dan selalu sukses menarik minat. Karena sifatnya yang  universal, orang dewasapun bisa menggunakannya dalam kegiatan  sehari-hari. Ada yang bilang hanya tips menghitung cepat, namun saya  melihatnya ada hal yang lebih fundamental. Mari kita simak tips ini.
1. Pembagian dan Perkalian 2
Jika  anda ditanya, berapa 4 X 10, 2 X 10, 1200 X 10 dan lain sebagainya  perkalian dengan 10, 100, 1000, pasti dengan cepat dan mudah kita  menemukan jawabannya. Mengapa mudah, karena kita hanya perlu menambahkan  angka nol dibelakang angka yang dikalikan dengan angka bermodel  kelipatan 10.
Bagaimana dengan perkalian angka 5 ? Hampir  mirip. Perkalian angka 5 sama saja dengan mengalikannya dengan angka 10  dan membaginya dengan angka 2. (5 = 10/2, isn't it ? )
Pengalaman  saya, perhitungan angka genap lebih mudah diolah diotak saya  dibandingkan angka ganjil. Jika diminta jawaban 75 X 5, saya akan  menghitungnya sebagai 75 X (10 : 2), alias 750 : 2 = 375.
Coba  test anak-anak untuk menghitung perhitungan angka (perkalian dan  pembagian) dengan angka ganjil dan membandingkannya dengan perhitungan  angka genap. Saya yakin sebagian besar lebih cepat menghitung  perhitungan angka genap.
Keistimewaan angka 2 ini bisa dikembangkan untuk menjawab secara cepat perhitungan yang tidak bisa dicerna secara langsung.
Contoh,  berapa hasil perkalian 12,5 X 8 atau 6,25 X 8 ? Alih-alih mengalikannya  secara langsung, saya akan lebih cepat menghitungnya dengan merubah  angka ganjil menjadi genap dengan mengalikannya dengan angka 2 dan  membagi rekannya yang genap dengan angka 2.
12,5 X 8 ==> 25 X  4 ==> 50 X 2 ==> 100. Posisi perhitungan bisa dibatasi pada model  persamaan yang sudah bisa langsung dicerna, dalam contoh diatas bisa  dibatasi pada 25 X 4.
6,25 X 8 ==> 12,5 X 4 ==> 25 X 2 ==> 50
Model  hitung cepat diatas mungkin menggunakan sample yang mudah-mudah saja  (kalau masih menggunakan sample yang sulit ya anak-anak tambah males  belajar matematika dunk ) tapi bisa dilihat bahwa model perhitungan  tersebut bisa dimanfaatkan untuk bilangan yang lainnya, dengan syarat  salah satu pengali adalah genap.
Kalau ditanya 12,5 X 6,25 ya model diatas tidak berlaku...
Jika perlu, kita bisa melakukan kombinasi perkalian 5, 2 maupun 10 sekaligus, tergantung situasi dan contoh soal yang diberikan.
Misalnya, 4,75 X 400 ==> 475 X 4 ==> 950 X 2 ==> 1900
2. Selisih Dua Kuadrat & Dua Pengkuadratan yang Penting
Saya  mendapatkan materi ini di SMP (SMPN I Tambun Selatan Bekasi). Dulu saya  tidak begitu memahaminya dan menganggap ini materi pelajaran yang  dihapal, namun ternyata ada hal yang penting dan bisa dijadikan tips  untuk menarik minat para bocah .
Dengan pengetahuan pada tips 1, coba lontarkan pertanyaan berikut :
Berapa hasil perkalian 12 X 8 ?
Berapa hasil perkalian 29 X 31 ?
Berapa hasil perkalian 25 X 15 ?
Untuk  pertanyaan pertama, tips 1 masih bisa digunakan namun untuk yang kedua  dan ketiga, tips kesatu sulit digunakan karena keduanya sama-sama  ganjil. Meski demikian kita bisa tetap menghitungnya secara cepat karena  kedua bilangan yang digunakan istimewa.
12 X 8 = 96 --> jangan pakai kalkulator ya, dan mikirnya jangan lama-lama, malu sama anak SD.
29 X 31 = 899
25 X 15 = 375
29 X 31 bisa dijadikan persamaan (30-1) X (30+1) ==> 302-12 ==> 900-1 ==> 899
25 X 15 bisa dijadikan persamaan (20+5) X (20-5) ==> 202-52 ==> 400-25 ==> 375
Tips kedua ini bisa dipakai dengan syarat kedua perkalian bisa dipecah menjadi model yang sama sehingga nantinya berlaku rumus :
(A+B) X (A-B) = A2 - B2
Dua  tips diatas semestinya bisa kita manfaatkan untuk menunjukkan bahwa  matematika itu menyenangkan untuk dipelajari dan dapat diaplikasikan  langsung dikehidupan sehari-hari.
(ada beberapa tips lain yg akan saya bahas di kemudian hari  jadi sabar menunggu yach)
Banyak yang bilang, orang  sukses tidak hanya ditentukan oleh kemampuan matematika. Bnayak orang  sukses meski matematikanya jeblok karena bisa mengembangkan kemampuan  sosial dan humaniora. Menurut saya, diskursus masalah ini sebaiknya  diposisikan untuk memacu prestasi anak yang kurang memiliki kemampuan  dibidang ilmu eksakta, bukan sebagai generalisasi bahwa matematika tidak  penting.

Posting Komentar
Posting Komentar