-->

Dhalem Anom Pemayun Caka 1587 – 1597 atau 1665 – 1675 Masehi.

Setelah berpulangnya Baginda Dhalem Sagening, beliau digantikan oleh putranya yang tertua bernama Ida I Dewa Anom Pemayun, setelah mendapat persetujuan dari Dhalem Pemayun dan Dhalem Sagning.

Putra Mahkota dari Dalem Sagening setelah dinobatkan menjadi Raja di Kerajaan Gelgel bergelar Dalem Di Made atau Sri Di Made. Dalam kehidupan keagamaannya beliau lebih mengutamakan ajaran Siwa dibandingkan dengan agama Budha terbukti dalam kitab “Srat Raja Purana” gelar baginda disebutkan “Adi Paramartha siwa”. Sekalipun demikian beliau tidak mengabaikan ajaran agama Budha karena penduduk di Bali kebanyakan memeluk kudua agama tersebut yang dinamakan agama Siwa Budha.

Ida I Dewa Anom Pemayun telah dinikahkan dengan putri Dhalem Pemayun yang bernama Shri Dewi Pemayun, telah melahirkan :
  1. Shri Ratu Dewatingpura
  2. Ida I Dewa Anom Pemayun,
sama dengan nama ayahnya dijadikan raja di Mengwi atas permohonan I Gusti Kaler Pranawa dengan sebutan Shri Agung Mengwi dan adiknya bernama Ida I Dewa Pemayun Dimade.

Dhalem Anom Pemayun, mengangkat I Gusti Madya Karang sebagai Patih Agung, keturunan dari Kiyayi Kebon Tubuh, mengingat Leluhurnya begitu tulus dan setia terhadap Dhalem. Kryan Tangkas sebagai Patih Muda, Kryan Berangsinga sebagai Sekretaris Raja semua mentri beliau ganti dan para Pacek dikembalikan fungsinya seperti dahulu. Akhirnya timbullah rasa tidak senang dari I Gusti Maruti dan para kryan lainnya, yang dipelepori oleh Ki Gusti Maruti dengan mendukung I Dewa Di Made menjadi Raja.

Karena Ida I Dewa Anom Pemaayun sangat lemah dan mudah diatur, sehingga terjadilah perlawanan yang disebut Congah Andoga Kryan Maruti, akhirnya Dhalem Anom Pemayun mengalah untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak. Beliau meninggalkan istana menuju Purasi di bekas Pesanggrahan Dhalem Pemayun bersama putra yang kedua Ida I Dewa Pemayun Dimade. Selanjutkan beliau menetap di Tembega dan terakhir menetap di Sidemen. Setelah dikalahkan oleh I Gusti Agung Putu, menetap di Desa Penulisan lalu putranya I Dewa Gede Sam-sam, membangun Desa Sam-Sam, setelah ada permasalahan di Samsam dan kemudian keturunannya menetap di Kedhatuwan Kawista, Kadipuran Dhalem Baturenggong, Pradesa Naganing Bhumi Belatungan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter