Cokorda Anom Rambang adalah cucu dari Cokorda Ketut Segara. Beliau digambarkan sebagai orang yang tegas, keras, berbadan tegap, berkulit hitam, rambut ikal (kribo) dan kales (brewok). Pada jaman pemerintahan beliau, desa Tegallalang mengalami masa keemasan. Belau taat merawat beberapa pura, seperti: Pura Duwur Bingin, Pura Penataran Agung, Pura Dalem Kelod, dan Pura Dalem Ngetut.
Pada hari Sukra – Umanis – Merakih, sekitar pk 20.00, waktu itu kebetulan piodalan di Pemerajan Agung Tegallalang, datanglah laskar dari kerajaan Bangli secara mendadak, dengan persenjataan lengkap. Cokorda Anom Rambang segera melarikan diri ke arah Utara sampai di desa Tegal Suci dengan menunggangi kuda Oncer Srawa. Setelah lama merenungkan nasibnya beliau akhirnya menyerahkan diri kepada raja Bangli, dan menetap selamanya di Jro Pedunungan, Bangli sekarang. Dengan demikian terjadi kekosongan di Puri Agung Tegallalang.
Atas kesepakatan antara Dewa Agung Jelantik dengan Dewa Manggis Jorog, ditunjuk salah seorang cucu dari Dewa Manggis Jorog yang bernama Dewa Anom Serean dari Puri Tulikup untuk menduduki tahta Puri Agung Tegallalang, sebagai Raja V Tegallalang. Setelah tua dan wafat Dewa Anom Serean digantikan oleh puteranya Dewa Made Rai Sana sebagai Raja VI Tegallalang.
Posting Komentar
Posting Komentar